PENGOPERASIAN JARING ARAD DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA: MASALAH DAN PENYELESAIANNYA

Ratna Indrawasih, Ary Wahyono

Abstract


Artikel tentang pengoperasian jaring arad di perairan Pantai Utara Jawa: problem dan penyelesaiannya ini membahas masalah konflik kenelayanan, terutama permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan jaring arad di perairan Pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang mengambil lokasi di Kabupaten Rembang dan Cirebon. Penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penangkapan udang dengan menggunakan jaring semi trawl merupakan suatu fenomena sosial yang menunjukkan tidak ada alternatif lain bagi nelayan dalam mencari sumber kehidupan. Fenomena ini juga menunjukkan telah terjadi jalan pintas dan bersifat jangka pendek tanpa melihat dampak-dampak yang ditimbulkan baik dari segi sosial, ekonomi dan lingkungan. Upaya untuk mengatasi problem penggunaan jaring arad di Pantura tampaknya tidak mudah. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang melarang penggunaan jaring arad. Akan tetapi tampaknya kebijakan pelarangan alat tangkap tersebut menghadapi masalah pada implementasi di lapangan. Penegakan hukum belum bisa dilakukan secara optimal. Hal ini antara lain disebabkan masih pasifnya para petugas dalam mengontrol terjadinya pelanggaran, dan keberadaan petugas tidak didukung oleh prasarana yang memadai. Jadi ada kesan bahwa pelarangan alat tangkap tersebut tidak mendapat dukungan dari aparat penegak hukum, sehingga masalah yang berkaitan dengan penggunaan alat tangkap yang sudah dilarang tersebut tidak dapat terselesaikan secara tuntas.

 

Tittle: The Operation of Arad Net in The North Coast of Java: Problems and Their Solutions.

The article of “The Operation of Arad Net in The North Coast of Java: Problems and their Solution” discusses the problem of fishers conflict especially related to the usage of arad net in North Coast of Central Java and West Java. This article was conducted in Rembang and Cirebon Regencies. Qualitative approach was used in the research. Results showed that the exploitation of shrimps using a semi-trawl called ‘jaring arad’ was considered a social phenomenon of fishing to cope daily life. This phenomenon also shows that there was a short term profit orientation without considering long-term impact on social, economic and environment aspects. The effort to reduce the used of arad in Pantura was not easy. Government has erected the regulation on banning the used of arad. However, low enforcement was quite weak. This is because the officer could not effectively control territory and was not supported by adequate infrastructure and equipments. That is why, it seemed that regulation on banning the use of arad was not supported by adequate enforcement efforts. Hence, problem related the use of Arad could not be solved effectively.


Keywords


Konflik Kenelayanan;Permasalahan Perikanan Pantai;Arad-Semi Trawl

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v4i1.5821

Indexed by:

 

-------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic 
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.