FAKTOR ETIKA DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI INDONESIA

Rilus A. Kinseng

Abstract


Etika menyangkut perilaku manusia yang dianggap baik atau buruk, pantas atau tidak pantas. Kini disadari bahwa etika tidak hanya menyangkut interaksi atau hubungan antar sesama manusia, tetapi juga sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya alam. Tujuan tulisan ini adalah untuk menunjukkan pentingnya memperhatikan faktor etika dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah studi literatur yang dikombinasikan dengan pengalaman lapang penulis. Kedua sumber ini dijadikan sebagai bahan refleksi pemikiran secara teoritis. Data tersebut digunakan untuk pengembangan ide atau pemikiran lebih lanjut pada tulisan ini. Keadilan sosial merupakan satu bentuk etika sosial yang sangat penting diperhatikan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, termasuk dalam penetapan zona penangkapan maupun perijinan alat tangkap. Dari segi etika lingkungan, etika lingkungan yang dominan di kalangan pengguna sumberdaya perikanan di Indonesia adalah antroposentrisme. Oleh sebab itu, pengelolaan sumberdaya perikanan seperti penetapan kawasan konservasi laut harus memperhatikan implikasi dari etika lingkungan ini. Tulisan ini mengusulkan perlunya mendekonstruksi etika antroposentrisme dan menggantikannya dengan etika ”teosentris”.

 

Tittle: Ethical Factor in the Fisheries Management in Indonesia

Ethics is about human conduct that considered as good or bad, proper or not proper. However, it has been acknowledged that ethics is not only important in the relation among people (human being), but also in relation between humans and their environment. The objective of this paper is to show the important of ethics to be taken into account in managing fishery resources in Indonesia. The method used was literature study combine with the author's field experiences. These data and as information where used to develop ideas and thoughts in this paper. It was argued that social justice is one of the social ethics that is very important to be considered, for example in establishing fishing zones as well as in permitting type of fishing gear to be used. Regarding environmental ethics, it was argued that the most common and dominant ethics among fishery resources users in Indonesia is anthropocentrism. Therefore, fishery resource management should pay serious attention to its implication in managing fishery resources, such as in the case of establishment of marine protected areas. This paper contended that it is needed to deconstruct the anthropocentrism and replace it with “theocentrism”.


Keywords


Etika;Lingkungan;Keadilan;Perikanan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v4i2.5828

Indexed by:

 

-------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic 
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.