RESPONS MOULTING DAN SINTASAN KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) YANG DIINJEKSI DENGAN EKSTRAK DAUN MURBEI (Morus sp.)
Abstract
Produksi kepiting cangkang lunak atau soft shell crabs memiliki prospek cerah sebagai alternatif kegiatan usaha perikanan. Namun kegiatan ini terkendala karena tidak mengalami kontinuitas usaha akibat periode pemeliharaan yang lama dan waktu moulting yang tidak serentak. Penelitian bertujuan mengetahui efektifitas ekstrak daun murbei sebagai stimulan moulting pada kepiting bakau (Scylla olivacea) dan mengetahui dosis penyuntikan yang terbaik sehingga dapat diaplikasikan dalam teknologi produksi kepiting bakau lunak. Perlakuan penyuntikan kepiting bakau (S. olivacea) bobot 75-100 g dengan dosis: A). 0 ppm; B). 100 ppm; C). 125 ppm; dan D) 150 ppm/ekor masing-masing 12 ekor, peletakan crab box-nya dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase moulting, pertumbuhan mutlak dan sintasan. Efektifitas ekstrak daun murbei sebagai stimulan moulting dengan persentase moulting tertinggi sebesar 50% pada dosis 100 ppm/ekor, dan persentase sebesar 33,3% sama-sama diperlihatkan pada dosis 0 (kontrol), 125, dan 150 ppm/ekor. Masa laten moulting tercepat yakni 29 hari pada dosis 125 ppm/ekor, dan terlama yakni 44 hari pada dosis 100 dan 150 ppm/ekor. Rata-rata pertambahan lebar karapaks dan berat bobot tertinggi yakni 6,0 mm dan 32,98 g pada 100 ppm/ekor dan terendah yakni 3,8 mm dan 25,43 g pada perlakuan 150 ppm/ekor. Sintasan kepiting bakau pada perlakuan dosis 100, 125, dan 150 ppm/ekor memiliki persentase yang sama yakni sebesar 91,7% sementara perlakuan 0 ppm/ekor (kontrol) memiliki persentase sebesar 83,3%.
Keywords
respon moulting; sintasan; kepiting bakau Scylla olivacea; ekstrak daun murbei Morus sp
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats