FLUKTUASI OKSIGEN TERLARUT HARIAN PADA TAMBAK POLIKULTUR UDANG WINDU (Penaeus monodon), RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.), DAN IKAN BANDENG (Chanos chanos)

Erfan Andi Hendradjat, Suharyanto Suharyanto, Markus Mangampa

Abstract


Oksigen terlarut (DO), merupakan salah satu parameter penting yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas suatu perairan karena diperlukan oleh semua organisme untuk pernapasan. Oksigen terlarut yang rendah dapat menyebabkan kematian organisme yang dibudidayakan, oleh karena itu oksigen terlarut dalam petak tambak harus selalu dipantau agar dapat dilakukan pengelolaan air bila kondisi kualitas air tidak layak. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Tambak Percobaan Marana, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, Maros menggunakan 8 petak tambak masing-masing ukuran 2.500 m2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat fluktuasi oksigen terlarut harian di tambak polikultur udang windu (Penaeus monodon), rumput laut (Gracillaria sp.) dan ikan bandeng (Chanos chanos). Pengamatan oksigen terlarut dilakukan pada petak tambak yang ditebari A: Udang windu + rumput laut (1 ton/ha) + Bandeng (500 ekor/ha), B: Udang windu + rumput laut (1 ton/ha) + Bandeng (1.000 ekor/ha), C: Udang windu + rumput laut (2 ton/ha) + Bandeng (500 ekor/ha) dan D: Udang windu + rumput laut (2 ton/ha) + Bandeng (1.000 ekor/ha), masing-masing dengan dua kali ulangan. Padat penebaran udang windu di tambak pembesaran adalah 2.500 ekor/petak (1 ekor/m2). Pengukuran oksigen terlarut dan suhu harian menggunakan DO meter digital dilakukan setiap 2 minggu mulai dari minggu ke-IV sampai minggu ke-XII secara insitu pada jam 08.00, 11.00, 14.00, 17.00, 20.00, 23.00, 02.00 dan jam 05.00. Data hasil pengamatan oksigen terlarut dianalisis secara deskriptif dengan bantuan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oksigen terlarut pada perlakuan A berkisar 1,9-12 mg/L, perlakuan B berkisar 1,1-11,8 mg/L, perlakuan C berkisar 2,4-10 mg/L dan perlakuan D berkisar 2-10,6 mg/L. Kisaran tersebut masih dapat ditolerir oleh udang windu dan ikan bandeng. Oksigen terlarut yang rendah (1,1 mg/L) hanya terjadi pada minggu ke-X yaitu pada pukul 05.00 dan berlangsung tidak lama sehingga belum membahayakan udang dan ikan yang dipelihara.  Oksigen terlarut cenderung mengalami penurunan pada semua perlakuan seiring dengan bertambahnya masa pemeliharaan.


Keywords


oksigen terlarut; polikultur; udang windu; rumput laut; ikan bandeng

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats