PERKEMBANGAN LARVA DAN SAI (Survival Activity Index) IKAN KOI (Cyprinus carpio) DARI INDUK LOKAL HASIL PERSILANGAN
Abstract
Ikan koi merupakan ikan hias introduksi yang berasal dari negara Jepang dan berkembang pesat di Indonesia. Pemijahan ikan koi sebenarnya mudah untuk dilakukan, baik secara buatan, semi buatan dan alami. Beberapa kendala terjadi pada saat pasca pemijahannya, terutama setelah kuning telur habis di mana terjadi peralihan antara pakan endogenus ke pakan eksogenus. Pakan saat peralihan ini adalah hal yang penting dalam kegiatan pembenihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan morfologi larva sampai dengan definitif dan indeks ketahanan hidup (Survival Activity Indeks) ikan koi hasil persilangan. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva koi hasil pemijahan dari induk hasil persilangan strain lokal. Larva koi yang dipakai untuk pengamatan dipelihara dalam wadah inkubasi dengan volume 2 liter dan kepadatan 10 ekor/L. Suhu pada media pemeliharaan adalah 28 ± 1,00C dengan suhu ruang 30 ± 1,00C. Pengamatan dilakukan setiap 12 jam sekali dengan jumlah larva yang diamati sebanyak 4 ekor. Setelah berumur 6 hari, pengamatan larva dilakukan setiap 12 jam sekali dengan jumlah larva yang sama. Kuning telur larva terserap 80-90% pada hari kedua atau jam ke 36 dan total habis pada jam ke 48. Perkembangan larva koi sampai menjadi pascalarva memakan waktu 14 hari. Pengujian SAI menunjukkan larva bertahan sampai hari ke-7 dan mulai mengalami kematian total pada hari ke-8 dengan indeks rata-rata sebesar 18,05 yang dipelihara tanpa pemberian aerasi dan pakan. Bukaan mulut larva koi pada saat berumur 16 jam adalah sekitar 0,75 mm ± 0,19 dan menjadi 0,85 mm ± 0,13 pada umur 2 hari.
Keywords
larva; ontogeni; Survival Activity Index (SAI); koi
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats