Pelaksanaan Tradisi Petik Laut Nelayan Hindu dan Islam Dalam Korelasi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir di Jembrana

Heri Ariadi, Tholibah Mujtahidah, Sri Hidayati

Abstract


Petik laut adalah tradisi kebudayaan masyarakat nelayan di pesisir Jembrana, Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola perbedaan pelaksanaan tradisi petik laut antara nelayan yang beragama Hindu dan nelayan yang beragama Islam di Jembrana Bali serta pola kebijakan di wilayah pesisir yang dapat dibuat berdasarkan adanya akulturasi budaya tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data berdasarkan wawancara mendalam (deep interview) dan pemberian kuesioner kepada 20 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan tradisi petik laut oleh nelayan yang beragama Hindu dan nelayan yang beragama Islam adalah mirip. Nelayan Hindu melaksanakan tradisi petik laut berdasarkan pada keyakinan pancasradha selama 3 hari yang berlandaskan pada tattwa, susila, dan upacara. Nelayan Islam melaksanakan tradisi petik laut didasarkan keyakinan iman kepada Tuhan selama 3 hari yang diiringi dengan pembuatan larung sesaji. Tradisi petik laut merupakan hasil akulturasi budaya yang ada sejak zaman nenek moyang sebagai cara bersyukur dan memohon berkah kepada Tuhan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pola pelaksanaan tradisi petik laut antara nelayan yang beragama Hindu dan Islam terletak dari pada teknis pelaksanaan tradisi yang akan memberikan corak perbedaan. Tradisi petik laut di Jembrana yang berlangsung turun-temurun dapat memberikan fondasi kebijakan berupa (1) sebagai landasan dasar penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan pesisir yang berbasis pada budaya masyarakat, (2) landasan religius tradisi petik laut dapat dijadikan sebagai visi pengelolaan sumber daya pesisir yang lestari, dan (3) tradisi petik laut yang dijalankan oleh agama Hindu dan Islam dapat dijadikan sebagai opsi pengembangan cultural tourisms bagi pemerintah daerah setempat.


Title: Implementation of The Petik Laut Tradition on Hindu and Islamic Fishers with Correlation of Coastal Resource Management in Jembrana   

Petik Laut is a cultural tradition of the fishing community on the coast of Jembrana, Bali. The purpose of this study was to determine the pattern of differences in the process of implementing the petik laut tradition between Hindu fishermen and Muslim fishermen in Jembrana Bali and the pattern of policies in coastal areas that can be made from this cultural acculturation. The research method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques based on deep interviews and giving questionnaires to 20 respondents. The results show that the implementation of the petik laut tradition by Hindu fishermen and Muslim fishermen is similar. Hindu fishermen carry out the petik laut tradition based on the five-day faith of five days, based on tattwa, morals, and ceremonies. Islamic fishermen carry out the petik laut tradition based on faith in God for 3 days accompanied by making offerings. The petik laut tradition is the result of cultural acculturation that has existed since the time of the ancestors as a way of giving thanks and asking God for blessings. The results of the study concluded that the pattern of implementing of petik laut tradition between Hindu and Muslim fishermen lies in the technical implementation of the tradition which will give a different style. The petik laut tradition in Jembrana which has been passed down from generation to generation can provide policy foundations in the form of (1) the basis for the preparation of regional regulations on coastal management based on community culture, (2) the religious foundation of the petik laut tradition can be used as a vision for sustainable coastal resource management, (3) the petik laut tradition carried out by Hinduism and Islam can be used as an option for developing cultural tourism for the local government.



Keywords


upacara; toleransi; keyakinan; umat; pesisir

Full Text:

PDF

References


Afriansyah, A., & Sukmayadi, T. (2022). Nilai kearifan lokal tradisi sedekah laut dalam meningkatkan semangat gotong royong masyarakat pesisir Pantai Pelabuhan Ratu. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 3(1), 33–46. https://doi.org/10.23917/sosial.v3i1.549.

Ainiyah, N. (2017). Petik laut: Social-ideological accommodation in the fishermen community of Kedungrejo Muncar Banyuwangi. RELIGIA, 20(2), 1411–1632. Doi: https://doi.org/10.28918/religia.v20i2.905.

Al-Amri, L., & Haramain, M. (2017). Akulturasi islam dalam budaya lokal. Kuriositas, 11(2), 191–204.

Ariadi, H. (2014). Kajian model kemitraan antara pembenih ikan dan balai benih ikan (BBI) klemunan dalam usaha pembenihan dan pemasaran benih ikan nila (Oreochromis niloticus) di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Malang, ID: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

Ariadi, H., Pranggono, H., Ningrum, L.F., & Khairoh, N. (2021). Studi Eco-Teknis Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Di Kabupaten Batang, Jawa Tengah: Mini Riview. RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang, Vol 5(2), 1-9. Doi: https://doi.org/10.55686/ristek.v5i2.102.

Ariadi, H., Wafi, A., Supriatna., & Musa, M. (2021). Tingkat difusi oksigen selama periode blind feeding budi daya intensif udang vaname (Litopenaeus vannamei). Rekayasa, 14(2), 152–158. https://doi.org/10.21107/rekayasa.v14i2.10737.

Ariadi, H., & Mujtahidah. (2022). Analisis permodelan dinamis kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada budi daya udang vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal Riset Akuakultur, 16(4), 255–262. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.16.4.2021.255-262.

Chairul, A. (2019). Kearifan lokal dalam tradisi mancoliak anak pada masyarakat adat Silungkang. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 5(2), 172–188. DOI: 10.36424/jpsb.v5i2.86.

Dahuri, R. (1998). Coastal zone management in Indonesia issues and approches. Journal of Coastal Development, 1(2), 97–112.

Dewi, A.A.I.A.A. (2018). Model pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat: Community based development. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 18(2), 163–182. Doi: http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2018.V18.163-182.

Djunarsjah, E., & Putra, A.P. (2021). The concept of an archipelagic province in Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, 777, 012040. doi:10.1088/1755-1315/777/1/012040.

Frawley, T.H., Crowder, L.B., & Broad K. (2019). Heterogeneous perceptions of social-ecological change among small-scale fishers in the central gulf of California: Implications for adaptive response. Frontiers in Marine Science, 6, 1–18. https://doi.org/10.3389/fmars.2019.00078.

Humaedi, M.A. (2015). Penanganan bencana berbasis perspektif hubungan antaragama dan kearifan lokal. Analisa Journal of Social Science and Religion, 22(2), 211–225. Doi: http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v22i2.211.

Ihsan., & Sulaiman, M. (2012). Distribusi dan karakteristik nelayan andon asal kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Marine Fisheries, 3(1), 45–53.

Kambey, M.A., Aling, D.R.R., & Dien, C.R. (2020). Eksistensi budaya maritim kelompok nelayan Kelurahan Malalayang Dua, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 8(1), 136–146. Doi: https://doi.org/10.35800/akulturasi.8.1.2020.28979.

Khakzad, S., & Griffith, D. (2016). The role of fishing material culture in communities’ sense of place as an added-value in management of coastal areas. Journal of Marine and Island Cultures, 5(2), 95–117. Doi: https://doi.org/10.1016/j.imic.2016.09.002.

Kiftiyah, M., Lifiana., Pinihanti., & Sabty. (2020). Penanaman rasa syukur melalui tradisi sedekah bumi di Desa Tegalarum, Demak: Kajian indigenous psikologi. Dinamika Sosial Budaya, 22(2), 105–117. Doi: http://dx.doi.org/10.26623/jdsb.v22i2.2909.

Kistanto, N.H. (2019). Sistem sosial budaya masyarakat pesisir nelayan dan bakul ikan di Kampung Tambak Lorok, Kota Semarang. Sabda, 14(1), 2549–1628. Doi: https://doi.org/10.14710/sabda.14.1.67-81.

Lauder, M.R.M.T., & Lauder, A.F. (2016). Maritime Indonesia and the archipelagic outlook. Wacana, 17(1), 97–120. Doi: http://dx.doi.org/10.17510/wacana.v17i1.428.

Marnelly, T.R. (2017). Dinamika sosial budaya masyarakat Melayu pesisir (Studi Pengelolaan madu Sialang di Desa Rawa Mekar Jaya). Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 19(2), 149–154. Doi: 10.25077/jaisb.v19.n2.p149-154.2017.

Martin, R., & Meliono, I. (2011). Ritual petik laut pada masyarakat nelayan Sendang Biru, Malang: Sebuah telaah budaya bahari. International Conference ICCSIS, 340–351.

Muzakki, H.A., Saputro, M.H.A., Triandi, R.J., Fatikah, N.M., & Rokhmatin, R. (2016). Neo-petik laut: Local wisdom in environmental conservation and improvement of coastal community economic Blue Spring Malang. ECSOFiM: Economic and Social of Fisheries and Marine Journal, 04(01), 28–35. Doi: https://doi.org/10.21776/ub.ecsofim.2016.004.01.03.

Rusmilyansari., Wiryawan, B., Haluan, J., & Simbolon, D. (2010). Konflik perburuan teripang oleh nelayan andon di perairan Kalimantan Selatan. Chlorophyl, 6(3), 193–200.

Rynaldo., Soemarmi, A., & Herawati, R. (2016). Pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 36 Tahun 2014 tentang Andon Penangkapan Ikan bagi pemilik sipi andon di Jawa Tengah. Diponegoro Law Journal, 5(3), 1–21.

Sabarudin., & Arif, M. (2019). Kerukunan hidup antarumat beragama berbasis kearifan lokal: Studi kasus di Kampung Loloan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Sosiologi Reflektif. 14(1), 1–25. https://doi.org/10.14421/jsr.v14i1.1722.

Sariyani, N.N. (2020). Tradisi petik laut umat Hindu dan Islam di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu, 64–70.

Subagiana, I.G.M., Artatanaya, I.G.L.S., & Wijayati, N.L.M. (2018). Model pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) pada tiga perkampungan nelayan Air Kuning, Pengambengan dan Candi Kusuma Kabupaten Jembrana Propinsi Bali (Suatu Studi Komparatif). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 14(2), 92–98. Doi: http://dx.doi.org/10.31940/jbk.v14i2.1042.

Sugihartini, N.F., Zulfa, E.I., & Al-Asyari, K.H. (2019). The tradition of petik laut a local ecotourism development in Muncar Banyuwangi. Proceedings of the 3rd International Conference on Islamic Studies (ICONIS) 2019, 17–28.

Suseto, B., Othman, Z., & Razalli, F.M. (2018). The need to reform Indonesia’s maritime strategy: A review. Indonesian Journal of Geography, 50(2), 145–153. Doi: http://dx.doi.org/10.22146/ijg.27954.

Touwe, S. (2020). Local wisdom values of maritime community in preserving marine resources in Indonesia. Journal of Maritime Studies and National Integration, 4(2), 84–94. Doi: https://doi.org/10.14710/jmsni.v4i2.4812.

Valsiner, J., (2003). Culture and its transfer: Ways of creating general knowledge through the study of cultural particulars. Online Readings in Psychology and Culture, 2(1), 1–24. Doi: https://doi.org/10.9707/2307-0919.1013.

Wafi, A., Ariadi, H., Fadjar, M., Mahmudi, M., & Supriatna. (2020). Model simulasi panen parsial pada pengelolaan budi daya intensif udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 11(2), 118–126. Doi: https://doi.org/10.35316/jsapi.v11i2.928.

Wafi, A., & Ariadi, H. (2022). Estimasi daya listrik untuk produksi oksigen oleh kincir air selama periode “Blind Feeding” budi daya udang vaname (Litopenaeus vannamei). Saintek Perikanan: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 18(1), 19–35. Doi: https://doi.org/10.14710/ijfst.18.1.19-35.

Widiana, N. (2015). Akulturasi Islam dan budaya lokal dalam tradisi “Nyumpet” di Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Jurnal Ilmu Dakwah, 35(2), 286–306. Doi: 10.21580/jid.v35.2.1611.

Winarwati, I., dan Hasanah, U. (2016). Conflict between fishermen in Madura: Causes and solutions. Jurnal Dinamika Hukum, 16(2). 141–147. Doi: http://dx.doi.org/10.20884/1.jdh.2016.16.2.559.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v12i2.11315

Indexed by:

 

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------

 

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.