Strategi Mitigasi Risiko Pemanfaatan Rumpon Dalam Mendukung Kebijakan Penataan Ruang Laut Berkelanjutan (Studi Kasus: Penangkapan Tuna di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur)

Riesti Triyanti, Yesi Dewita Sari, Cornelia Mirwantini Witomo, Hakim Miftakhul Huda, Hertria Maharani Putri

Abstract


Demi keserasian ruang laut, pemerintah saat ini telah mengeluarkan kebijakan pengeloaan ruang laut dan perizinan untuk alat tangkap rumpon. Namun perlu dipahami terlebih dahulu beberapa risiko penggunaan rumpon dalam penangkapan ikan. Risiko yang ada disebabkan karena faktor eksternal (faktor alam), maupun yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal (sumber daya manusia, kelembagaan, kebijakan dan teknologi) sehingga menimbulkan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Faktor ketidakpastian tersebut dapat mempengaruhi level risiko penggunaan rumpon terhadap kelestarian sumberdaya, lingkungan perairan, dan keberlanjutan usaha penangkapan ikan tuna. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi karakteristik usaha penangkapan ikan tuna dengan alat tangkap rumpon, (2) Memetakan dan menganalisis risiko penggunaan rumpon dalam usaha penangkapan ikan tuna, dan (3) Merumuskan strategi pengurangan risiko penggunaan rumpon dalam usaha penangkapan ikan tuna sehingga dapat digunakan sebagai basis awal pengaturan ruang laut terkait alat tangkap rumpon. Penelitian dilakukan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada bulan Juli-Desember 2021. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara, dan data sekunder yang diperoleh melalui statistik perikanan dan tinjauan pustaka. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan House of Risk. Hasil penelitian menunjukkan pemetaan risiko penggunaan rumpon dalam penangkapan ikan dapat ditinjau dari lima aspek yaitu abiotik, biotik, kelembagaan, pemangku kepentingan, dan bisnis penangkapan. Terdapat 19 kejadian risiko dan 18 agen risiko penggunaan rumpon oleh nelayan, serta 7 sumber risiko kritis berdasarkan nilai potensi risiko agregat terbesar. Pemerintah harus melakukan penataan ulang rumpon dengan memperhatikan kondisi karakteristik gelombang, pengawasan berupa pengawasan bersama dengan masyarakat maupun pemasangan alat GPS dan insentif kebijakan seperti akses terhadap keuangan formal. Penataan ulang rumpon sesuai penilaian risiko diharapkan akan meningkatkan produksi ikan dan keberlanjutan sumber daya ikan akan dapat dikendalikan dengan baik.

 

Title: Risk Mitigation Strategies of The Utilization of Fish Aggregating Devices (FADs) to Support Sustainable Marine Spatial Layout Policy (Case study:  Tuna Fishing Business in Pacitan Regency, East Java) 

The government has now issued a marine space management policy and permits for FAD fishing gear for harmony in marine space. However, it is necessary first to understand some of the risks of using FAD fishing gear in fishing. Existing risks are caused by external factors, such as natural factors, and those influenced by various internal factors, such as human resources, institutions, policies, and technology, giving rise to high uncertainty. These uncertainty factors can affect the level of risk of using FADs for resource sustainability, the aquatic environment, and the sustainability of tuna fishing businesses. For this reason, this research aims to: identify the characteristics of tuna fishing businesses using FAD fishing gear, map and analyze the risks of using FADs in tuna fishing businesses, and formulate strategies to reduce the risk of using FADs in fishing businesses. Therefore, catching tuna using FADs can be an initial basis for regulating marine space regarding FAD fishing equipment. The research was conducted in Pacitan Regency, East Java, in July–December 2021. The data used in this research were primary data obtained through interviews and secondary data obtained through fisheries statistics and literature reviews. Data analysis uses descriptive analysis and the House of Risk. The research results show that risk mapping for using FADs in fishing can be viewed from five aspects: abiotic, biotic, institutional, stakeholder, and fishing business. There are 19 risk events and 18 risk agents for the use of FADs by fishermen, as well as seven critical risk sources based on the most significant aggregate potential risk value. The government must reorganize FADs by paying attention to wave characteristics, joint monitoring with the community, and installing GPS equipment and policy incentives such as access to formal finance. The rearrangement of FADs according to the risk assessment will increase fish production, and the sustainability of fish resources will be well controlled.



Keywords


mitigasi risiko; rumpon; house of risk; perikanan tangkap; tuna; berkelanjutan

Full Text:

PDF

References


Davies, T. K., Mees, C. C., and Milner-Gulland, E. J. (2014). The past, present and future use of drifting fish aggregating devices (FADs) in the Indian Ocean. Marine policy. Doi: https://doi.org/10.1016/j.marpol.2013.12.014

Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan (2020) Statistik Perikanan Tahun 2020 (Pacitan: DKP Kabupaten Pacitan) p 1-45.

Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan (2021) Statistik Perikanan 2020 (Pacitan: DKP Kabupaten Pacitan) p 1-69

Doray, M. (2007). Typology of fish aggregations observed around moored fish aggregating devices in Martinique during the DAUPHIN project. FAO Fisheries Report, 797.

Fonteneau, A., Pallares, P., & Pianet, R. (2000). A worldwide review of purse seine fisheries on FADs. Pêche thonière et dispositifs de concentration de poissons, Caribbean-Martinique, 15-19 Oct 1999.

Ghaisani, D. R., & Astuti, R. S. (2019). Analisis Konteks Kebijakan Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan (Studi Kasus pada Masyarakat Nelayan Tambaklorok Kelurahan Tanjungmas Kota Semarang). Journal of Public Policy and Management Review, 9(1), 120-126. DOI: 10.14710/jppmr.v9i1.26348

Garcia S. M., Zerbi A., Aliaume C., Do Chi T., Lasserre G. The ecosystem approach to fisheries, 2003 Issues, terminology, principles, institutional foundations, implementation and outlook. FAO Fisheries Technical Paper, 443. 71 pp

Gracia, S.M. and Cochrane, K.L 2005. Ecosystem Approach to Fisheries: A Review of Implementation Guidelines. ICES Journal of Marine Sciences (62). https://doi.org/10.1016/j.icesjms.2004.12.003.

Guyader, O., Frangoudes, K., & Kleiber, D. (2018). Existing Territories and Formalization of Territorial Use Rights for Moored Fish Aggregating Devices: The Case of Small-Scale Fisheries in the La Désirade Island (France). Society & Natural Resources, 31(7), 822–836. Doi: https://doi.org/10.1080/08941920.2018.1443235.

Hallier J, and Gaertner, D. (2008). Drifting fish aggregation devices could act as an ecological trap for tropical tuna species. Mar Ecol Prog Ser 353:255-264. Doi: https://doi.org/10.3354/meps07180.

Imron, M. and Baskoro, M. S. (2006) Rekayasa teknik dan quality control (kapal, api dan rumpon) untuk laut dalam, dalam rangka akselerasi pembangunan perikanan tangkap di Pantai Selatan Jawa Barat (Bogor: FPIK­IPB dan Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat) p 1-63.

Kementerian Kelautan Perikanan (2011) Keragaan Pendekatan Ekosistem dalam Pengelolaan Perikanan (Ecosystem Approach to Fisheries Management) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (Jakarta: Direktorat Sumberdaya Ikan. WWF – Indonesia dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor). p 1-176.

Lutfi, A., & Irawan, H. (2012). Analisis risiko rantai pasok dengan model house of risk (HOR)(Studi kasus pada PT. XXX). Jurnal Manajemen Indonesia, 12(1), 1-11.

Prayitno, M. R. E, Simbolon, D., Yusfiandayani, R., & Wiryawan, B. (2017). Produktivitas Alat Tangkap Yang Dioperasikan Di Sekitar Rumpon Laut Dalam (Productivity of Fishing Gears Operated Around Deep Sea Fish Aggregating Devices). Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 8(1), 101-112. Doi: https://doi.org/10.29244/jmf.8.1.101-112

Pujawan, I.N. and Geraldin, L.H. (2009). "House of risk: a model for proactive supply chain risk management", Business Process Management Journal, 15 (6):953-967. Doi; https://doi.org/10.1108/14637150911003801.

Ritonga, J. (2004) Studi pengembangan marine banking untuk pembangunan ekonomi wilayah pesisir Disertasi (Bogor: Institut Pertanian Bogor) p 1-320.

Rohit, P. (2023) Fish Aggregating Devices (FADs) http://eprints.cmfri.org.in/id/eprint/9869 (India: CMFRI) p 23-26.

Satrioajie, W. N., & Yuniarta, S. (2023). Investasi dalam Pengelolaan Perikanan: Kajian Rumpon dan Penanganan Ikan Tak Terlapor. (https://www.conservation-strategy.org/sites/

default/files/field-file/MFP_FADs_Bahasa_Optimized.pdf

Suman, A., Satria, F., Nugraha, B., Priatna, A., Amri, K., Mahiswara (2018). Status Stok Sumber Saya Ikan Tahun 2016 di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia

(WPP NRI) dan Alternatif Pengelolaannya. Jurnal Kebijakan Perikanan 10(2). P 107-128. http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.10.2.2018.

-128

Soeboer, D. A., Wahyu, R. I., and Handrian, J. (2008). Efektivitas rumpon laut dalam terhadap pengoperasian pancing tonda di selatan Teluk Pelabuhan Ratu. Semiloka Optimasi Pemanfaatan Rumpon di Pansela Jawa Barat. DJPT-Diskan Jabar-PPN Pelabuhan Ratu,

-34.

Subehi, S., Boesono, H., & Nurmala Dewi, D. A. N. (2017). Analisis Alat Penangkap Ikan Ramah Lingkungan Berbasis Code Of Conduct For Responsible Fisheries (Ccrf) di TPI Kedung Malang Jepara. Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries, 1(03). Retrieved from https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/juperta/article/view/1874.

Sugiyono. (2009) Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta) p 1-334.

Tang, Ou & Nurmaya Musa, S., 2011. Identifying risk issues and research advancements in supply chain risk management. International Journal of Production Economics, 133(1): 25-34. https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2010.06.013.

Tummala, R. and Schoenherr, T. (2011), Assessing and managing risks using the Supply Chain Risk Management Process (SCRMP), Supply Chain Management, 16 (6): 474-483. https://doi.org/10.1108/13598541111171165

Wilson, M. W., Lawson, J. M, Rivera-Hechem, M. I., Villasenor-Derbez, C. J. and Gaines, S. D. (2020) Status and trends of moored fish aggregating device (MFAD) fisheries in the Caribbean and Bermuda. Marine Policy. Doi: https://doi.org/10.1016/j.marpol.2020.104148.

Yusfiandayani, R. (2004) Studi tentang mekanisme berkumpulnya ikan pelagis kecil di sekitar rumpon dan pengembangan perikananya di Perairan Pasauran, Propinsi Banten [Disertasi] (Bogor: Institut Pertanian Bogor).

Yusfiandayani, R., Baskoro, M. S. and Daniel, M. (2015) The 1st Int. Symp., on Aquatic Product Processing Proc., (Bogor: Web of Science) p 224-237.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v14i1.14045

Indexed by:

 

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------

 

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.