KELAS DAN POTENSI KONFLIK NELAYAN DI KOTA KUPANG (Studi Kasus Nelayan Di Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur)

Petrus Kobesi, Rilus A. Kinseng, Satyawan Sunito

Abstract


Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam melimpah; salah satunya perikanan tangkap. Potensi ini didukung oleh luas perairan mencapai 200.000 km2 dan letak yang sangat strategis. Hal yang sama juga dengan Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan alam laut yang melimpah sehingga masyarakat pesisir pantai memilih melaut sebagai sumber penghidupan ekonomi kelaurga. Dalam proses penangkapan ikan oleh nelayan; seringkali memperlihatkan  cara-cara yang bersifat eksploitasi sehingga berpotensi konflik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui formasi kelas, potensi konflik dan pengelolaan konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan teknologi penangkapan mengakibatkan terbentuknya kelas sosial nelayan. Terdapat 4 kelas nelayan di Kecamatan Kelapa Lima yakni nelayan buruh, nelayan kecil, nelayan menengah dan nelayan besar. Adapun potensi konflik yang mengemuka, yakni konflik yang dipicu oleh hubungan produksi antara pemilik perahu dengan  nelayan buruh. Konflik yang dipicu oleh cara produksi dan penggunaan alat penangkapan antara bagan apung dengan bagan tanam. Konflik yang dipicu oleh tumpang tindih wilayah penangkapan antara nelayan purse seine dengan nelayan pukat. Pengelolaan konflik dilakukan oleh berbagai pihak yang memiliki otoritas sebagai mediator seperti pemerintah, tokoh agama dan pemilik perahu. 

Title: Class and Potential Conflict of Fishers in Kupang City (Case Study of Fishers in Kelapa Lima sub-district, Kupang City, East Nusa Tenggara)

Indonesia is blessed with rich natural resources; one of which is capture fisheries. This potential is supported by an area of   water reaching 200,000 km2 and a very strategic location. The same thing also with Kelapa Lima Subdistrict, Kupang City, East Nusa Tenggara has abundant natural resources of the sea so that coastal communities choose to go to sea as a source of family economic livelihood. In the process of fishing by fishers; often shows ways that are exploitative so that the potential for conflict. The purpose of this study is to determine class formation, potential conflicts and conflict management. The method used in this study is a qualitative method using a critical paradigm. The results showed that changes in fishing technology resulted in the formation of a social class of fishers. There are 4 classes of fishers in Kelapa Lima Sub-district namely labor fishers, small fishers, medium fishers and big fishers classes. The potential for conflicts that arise are, the potential for conflict  triggered by the production relations between boat owners and labor fishers. Conflict triggered by the method of production and use of capture equipment between floating and planting charts. Conflict triggered by overlapping fishing areas between purse seine fishers and trawlers. Conflict management is carried out by various parties who have authority as mediators such as the government, religious leaders and boat owners. 


Keywords


formasi kelas; konflik; perikanan; nelayan; Kupang

Full Text:

PDF

References


Annisa, L., Satria, A., & Kinseng, R.A. (2009). konflik nelayan di Jawa Timur. (Studi kasus perubahan struktur agraria dan diferensiasi kesejahteraan komunitas pekebun di Lebak, Banten. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan. Vol.3 No.1 April 2009: 113-124.

Attamimi, G.R., Kinseng, R.A.,& Agusta,I. (2018). Kelas dan Ketimpangan Struktural Masyarakat Nelayan Di Kota Ambon. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6(3):228 236.

Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur. (2018). Statistik Produksi Ikan. Kupang: BPS 2018.

Creswell, J.W. (2016). Research Design, Pedekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Yogjakarta, ID: Pustaka Pelajar.

Data Profil Kecamatan Kelapa Lima. (2018). Mata Pencaharian Masyarakat Kelapa Lima. Kantor Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.

Denzin, N.K., & Lincoln, Y.S. (2009). Handbook of Qualitarive Research. Yogjakarta, (ID): Pustaka Pelajar. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang. (2018). Produksi Ikan di Kota Kupang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang.

Fisher, S., Jawed L., Steve, W., Dekha I.A., Richard, S., & Williams, S. (2001). Mengelola konflik: keterampilan dan strategi untuk bertindak. Jakarta: The British Council.

Imron, M. (2003). Kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan. Masyarakat dan Budaya, (1)5: 63-82.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6/KEPMEN-KP/2018 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Produktivitas Ikan di Indonesia pada tahun 2018.

Kinseng, R.A. (2007). Konflik-Konflik Sumber daya Alam di Kalangan Nelayan di Indonesia. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 1(1):87-104.

Kinseng, R.A. (2013). Identifikasi Potensi, Analisis, dan Resolusi Konflik. Di dalam Victor PHN, Lucky Adrianto, Nia Januarini [ed]. Coral Governance. Bogor (ID): IPB Press. Kinseng, R.A. (2014). Konflik Nelayan. Jakarta, (ID): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Kusnadi. (2000). Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung: Humaniora Utama Press. Mahmud, A., Satria, A., &

Kinseng, R.A. (2016). Teritorial dan Konflik Nelayan di Taman Nasional Bali Barat. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol 11 No. 1 Juni 2016: 46-54

Marshal, C., & Rossman, B.G. (1989). Designing qualitatif Research. India: Sage-Publication,Inc.

Neuman, WL. (1999). Sosial Research Methods. Qualitative and Quantitative Approaches Fourth Edition. United State of America

Patriana, R., & Satria A. (2013). Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim. (Studi kasus nelayan Dusun Ciawitali, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat). Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol 8. No.1 Tahun 2013.

Peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan No 71 tahun 2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Rizky, M. F., Anna, Z., Rizal, A., & Suryana, A.A.H. (2018). Socio-Economic and Environment Analysis of Trap Fishery Will Karangsong Village Indramayu of West Java. Jurnal Kebijakan Sosek Kelautan dan Perikanan. Volume 8 No. 2 Desember 2018: 63- 75.

Royandi, E., Satria, A., & Saharuddin. (2018). kelompok kepentingan dan relasi kuasa dalam pengelolaan sumber daya laut palabuhanratu. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 8. No 2 Desember 2018: 163-173.

Satria, A. (2002). Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo.

Syahdin. (2013). Perubahan Moda Produksi dan Potensi Konflik pada Kalangan Nelayan. (Studi kasus pada kalangan nelayan Bugis Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat).Tesis Program Studi Sosiologi Pedesaan.IPB University.

Vibriyanti, D. (2019). Descriptive Analysis of Socio Economic Factors Influencing to Fishers’ Household Income (Case Study: Kendari City). Jurnal Kebijakan sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Volume 9 No. 1 Juni 2019: 69- 78.

Widihastuti, R. & Rosyidah, L. (2019). Profit Sharing System of Fishing Business in The Aru Islands. Jurnal Kebijakan Sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Volume 8 No. 1 Juni 2018: 63- 73.

Wijaya, A. (2009). Manajemen Konflik Sosial Dalam Masyarakat Nelayan (Studi Kasus Pertentangan dan Pertikaian Nelayan Tradisional di Kelurahan Pasar Bengkulu dengan Nelayan Modern di Kelurahan Kandang Kota Bengkulu). Program Magister IAP,PPSUB. Wacana Vol.12. ISSN: 14411-0199.

Yulianty, C., Kurniasary, N., Muhartono, R.,& Priyan, N.F. (2019). Implikasi Kebijakan Relokasi Kapal Izin Pusat Terhadap Nelayan Lokal Di Kepulauan Aru. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Volume 9 No.1 Juni 2019. 57- 67.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v9i2.7918

Indexed by:

 

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------

 

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.