DINAMIKA KESEPAKATAN PERDAGANGAN LINTAS BATAS ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA DAN PENGEMBANGAN SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU (SKPT) SEBATIK DI KALIMANTAN UTARA

Bayu Vita Indah Yanti, Umi Muawanah

Abstract


Perdagangan lintas negara Malaysia - Indonesia telah berlangsung lebih dari 30 tahun sejak tahun 29170 dengan payung hukum kesepakatan perdagangan lintas negara (The Border Trade Agreement (BTA) Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Malaysia). Pada tahun 2015, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki kebijakan khusus untuk pengembangan ekonomi wilayah perbatasan pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di pulau-pulau kecil dan terluar. Pulau Sebatik merupakan salah satu lokasi perbatasan yang sangat strategis untuk dikembangkan dan karena alasan tersebut, lokasi ini menjadi salah satu lokasi dari SKPT. Pembangunan SKPT Sebatik secara tidak langsung diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap perkembangan kerjasama sosial ekonomi Malaysia -Indonesia (Malindo), karena pembangunan SKPT memunculkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah perbatasan Malindo. Tujuan paper ini membahas pengaruh Pengembangan SKPT Sebatik terhadap dinamika kesepakatan kerjasama perdagangan lintas batas Indonesia dan Malaysia. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan menganalisa data primer dan sekunder yang bersumber pada observasi lapangan, wawancara dan dokumen-dokumen kesepakatan kerjasama. Kajian menemukan bahwa kebijakan pembangunan dan pengembangan SKPT Sebatik diperkirakan akan memberikan pengaruh positif terhadap kerjasama perdagangan lintas batas Indoensia Malayasi yang selanjutnya lebih dikenal Sosek Malindo. Pengembangan SKPT akan meningkatkan  nilai tawar posisi Indonesia dalam perundingan kerjasama sosial ekonomi Indonesia-Malaysia khususnya terkait perdagangan produk hasil perikanan lintas negara Indonesia dan Malaysia

 

Tittle: The Dynamics of Border Trade Agreement between Indonesia – Malaysia and the Development Integrated Fishery Center ( SKPT) Sebatik in North Kalimantan

Cross-country trade agreement between Malaysia-Indonesia has lasted more than 30 years since 1970s under The Border Trade Agreement (BTA) Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Malaysia. In 2015, the government  of Indonesia through the Ministry of Marine Affairs and Fisheries (KKP) had a policy for the economic development of the border areas for the development of the Integrated Marine and Fisheries Center (SKPT) on small and outermost islands. Sebatik Island is a very strategic border location to be. Therefore, Sebatik was chosen as one of the locations of the SKPTs. The Sebatik SKPT development will indirectly influence the development of Malaysian-Indonesian (Malindo) socio-economic cooperation.  the SKPT development raises a new economic growth center in the Malindo border region. The purpose of this paper is to discuss the effect of the Development of Sebatik SKPT on the dynamics of cross-border trade  agreements between Indonesia and Malaysia. The study uses qualitative method by analyzing primary and secondary data sourced from field observations, interviews and cooperation agreement documents. The study found that the development policy of the SKPT Sebatik is expected to have a positive influence on the cross-border Indonesian trade cooperation between Malaysia and Indonesia, which is later known as Sosek Malindo. The development of the SKPT will increase the bargaining value of Indonesia’s position in the Indonesia-Malaysia socio-economic cooperation negotiations, especially related to the trade of fishery products across Indonesia and Malaysia


Keywords


perdagangan perbatasan; sosek malindo; SKPT; Sebatik; perikanan

Full Text:

PDF

References


Alihar, F. (2018). Kebijakan Pengelolaan Pulau-Pulau Terluar Di Tinjuau Dari Aspek Kependudukan. Jurnal Kebijakan Sosek KP Vol. 8 No. 1 Juni 2018: 39-51.

Alwasilah, A. C. (2011). Pokoknya Kualitatif Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Cetakan ke-6. 284 hlm.

Anuar, A. R., & Harun, A. (2019). Malaysia-Indonesia cross-border governance: Is there a trade-off between security and economic development? Malaysia: Journal of International Studies,15, 21-34.

ASEAN. (2017). Joint Statement 12th Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asean Growth Area Summits (12th BIMP-EAGA Summits). Dilihat dari link: https://aei.um.edu.my./malaysia-asean/joint-statement-12th-bimp-eaga-summit

Blatter, J. (2000). Emerging Cross-border Regions as a Step towards Sustainable Development? International Journal of Economic Development, 2(3), 402-439.

Chisty, R. D., & Dassie, W. (2000). Enterpreneuship centered economic development: An analysis of African American entrepreneurship in the Southern BlacK Belt. Contractor Paper 00-10, TVA Rural Studies.

Damon, M., & Jeuring, K. (2009). Informal cross-border trade as an instrument alleviating poverty. Open Society Initiative for Southern Africa, 114-118.

Direktorat Perencanaan Ruang Laut. (2016). Masterplan dan Bisnisplan Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan. Direktorat Perencanaan Ruang Laut. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2016.

Fahrozi, F., Sutimo S., Thomas G.J. (2019). Program Kelompok Kerja Sosial Ekonomi Indonesia-Malaysia (KK Sosek Malindo) di Kalimantan Barat Ditinjau dari Perspektif Diplomasi Pertahanan Indonesia. Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol.5 No.1 April 2019. Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia. Diunduh pada link http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/DP/article/view/364/341.

Indonesia. (2012). Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara. UU RI No.20 Tahun 2012. LN No.229 TLN No.5362.

Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perdagangan. UU RI No.7 Tahun 2014. LN No.45 TLN No.5512.

Kurnia, M.P. (2017). Strategi Optimalisasi Perdagangan Lintas Batas Indonesia-Malaysia Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan. Jurnal Supremasi Vol.7 No.1 Maret 2017. Blitar: Universitas Islam Balitar. Diunduh pada link https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/supremasi/article/view/372.

Koespramoedyo, D., Sri H.M., Aulia J., Moris N., Amril B., & Fauzan D. (2003). Strategi dan Model Pengembangan Wilayah Perbatasan Kalimantan. Jakarta: Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal, Deputi Bidang Otonomi Daerah dan Pengembangan Regional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

[MOU] Memorandum Of Understanding Between The Government Of The Republic Of Indonesia And The Government Of Malaysia In Respect Of The Common Guidelines Concerning Treatment Of Fishermen By Maritime Law Enforcement Agencies Of Malaysia And The Republic Of Indonesia. Perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Malaysia di Bali, 27 January 2012. Unpublished.

Mira, Solihin. A., & Tajerin. (2013). Strategi Peningkatan Ekonomi Wilayah Perbatasan Berbasis Kelautan dan Perikanan (Studi Kasus di Nanusa, Natuna, dan Nunukan). Jakarta: Jurnal Sosiokonsepsia Vol.18. No.03. September-Desember Tahun 2013. Hlm. 255-277.

Muzvidziwa, V. (2001). Zimbabwe’s cross-border women traders: Multiple identities and responses to new challenges. Journal of Contemporary African Studies, 19(1), 67-80. http://dx.doi.org/10.1080/02589000124044

Rahmita, P. K. (2016). Hambatan dalam Kinerja Kelompok Kerja Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia (KK Sosek Malindo). Yogyakarta: FISIP UGM. Skripsi. Unpublished. Diunduh pada link https://digilib.fisipol.ugm.ac.id/api/files/cd518c5b-ad11-4cb7-84e6-ad90010b8a74/297144-13ca2581cde96bba58f1ec187bd2140f-S12016297144complete.pdf.

Rudiatin, E. (2018). Malayndonesia Integrasi Ekonomi di Perbatasan Indonesia-Malaysia: Sebatik Kalimantan Utara-Tawau Sabah. Bekasi: Bening Era Media. Cet.1.

Saleh, M. H. (2015). Dinamika Masyarakat Perbatasan (Eksistensi Perantau Bugis Di Pulau Sebatik Kalimantan Utara: Perspektif Cultural Studies). Jurnal Borneo Administrator Vol.11 No.1 Tahun 2015.

Setiawaty, A. (2018). Analisis Pencabutan Pas Lintas Batas Jalur Sebatik-Tawau. Samarinda: Universitas Mulawarman. eJournal Ilmu Hubungan Internasional Vol.6 No.2 Hlm.375-388.

Siburian, R. (2012). Pulau Sebatik: Kawasan Perbatasan Indonesia Beraroma Malaysia. Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol.14 No.1.

Siregar, C. N., Sutiadi R., & Epin S. (2019). Ancaman Keamanan Nasional di Wilayah Perbatasan Indonesia: Studi Kasus Pulau Sebatik dan Tawau (Indonesia-Malaysia). Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol.4 No.1 Desember 2019.

Sudiar, S. (2014). Rezim Kerjasama Sosek Malindo Kaltim-Sabah: Mengukur Derajat Compliance Partisipan Perjanjian. JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL VOL. 3 NO. 1 / APRIL 2014. Hlm.33-43.

Sudiar, S. (2015). Pembangunan Wilayah Perbatasan Negara: Gambaran Tentang Strategi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Darat di Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Administrative Reform, Vol.3 No.4 , Oktober - Desember 2015. Hlm.489-500.

Wahyuni, T. & M. Kusumaningrum. (2016). Sisi Lain Kebijakan Pengelolaan SDA Sebatik. Policy Brief. Samarinda: Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur III LAN Samarinda. Diunduh pada link: http://pusaka.lan.go.id/documents/58551/1824039/JFAK+0006+-+PB+SEBATIK/52eed954-1fbd-4c63-b3b1-20d3ca3a4861 pada tanggal 24 Agustus 2018.

Warta Kementerian Perdagangan RI. (2016). Kawasan Perbatasan sebagai Pintu Ekspor Indonesia. Tajuk Utama. Ditjen PEN/MJL/58/VIII/2016 edisi Agustus. Warta Ekspor. Hlm. 3-7.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v10i1.8318

Indexed by:

 

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------

 

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.