PROGRAM STRATEGIS DALAM MENGATASI KENDALA KELEMBAGAAN PENGELOLAAN EKOWISATA BAHARI DI RAJA AMPAT (Studi Kasus: Kampung Wisata Distrik Meos Mansar)

Nur Aini, Arif Satria, Ekawati Sri Wahyuni, Dietrich G. Bengen

Abstract


Raja Ampat merupakan kawasan potensial ekowisata bahari di jantung segitiga terumbu karang dunia dan untuk mengembangkan potensi tersebut, pemerintah setempat menetapkan pembentukan kampung-kampung wisata di sejumlah lokasi. Dalam perkembangannya, kelembagaan pengelolaan kampung-kampung wisata ini tidak terlepas dari tantangan untuk mengakomodasikan berbagai kepentingan dan pengaruh para pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk: (i) mengkaji kepentingan dan pengaruh pemangku kepentingan yang ada, (ii) mengidentifikasi kendala kelembagaannya, dan (iii) merumuskan program strategis yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan kampung-kampung wisata tersebut. Lokasi penelitian mencakup Kampung Arborek, Yenbuba dan Sawinggrai Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2020, dengan dua pendekatan analisis yaitu Interpretative Structural Modeling (ISM) dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah, Dewan Adat Suku Maya, dan Conservation International Indonesia berada pada posisi key player, dengan kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap pengelolaan ekowisata bahari di kampungkampung wisata. Kelompok masyarakat dan swasta berada pada posisi subyek dengan kepentingan yang tinggi terhadap sumber daya alam tinggi, namun memiiki pengaruh yang rendah dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya kendala kelembagaan dalam pengelolaan kampung wisata, yaitu konflik pemanfaatan ruang dalam sistem pengelolaan tarif Kartu Jasa Lingkungan (KJL). Penelitian ini merekomendasikan sebuah intervensi kebijakan berupa program strategis yang terdiri dari beberapa level dan diprioritaskan pada: (i) pengembangan pengelolaan kolaboratif antar stakeholders, (ii) pemberdayaan masyarakat, (iii) peningkatan efektivitas konservasi, dan (iv) pendistribusian akses yang adil kepada masyarakat.

 

Title:  Strategic Programs for Overcoming Institutional Obstacles of Marine Ecotourism Management in Raja Ampat (Case Study: Tourism Villages in Meos Mansar District )


Raja Ampat is a potential marine tourism area located in the coral triangle. In 2009, the Raja Ampat Regency Government designated several villages as tourism villages to encourage economic growth in the community in the tourism sector. The management of marine ecotourism in Raja Ampat Tourism Village is inseparable from several institutional obstacles. Every stakeholder involved in management has an interest and influence. This study aims to examine stakeholder mapping, institutional constraints, and strategic programs needed for marine ecotourism management in tourist villages. The research location is in Arborek Village, Yenbuba and Sawinggrai, Meos Mansar District, Raja Ampat Regency. The analysis technique used is Interpretative Structural Modeling (ISM) and qualitative descriptive analysis. The results showed that the government, the Maya tribe Adat Council, and Conservation International Indonesia are the key players who had a high interest and influence on marine ecotourism management. Community and private groups are in subjects position who had a high interest in natural resources, but their influence in decision-making is low. The management of marine ecotourism in the tourist village of Raja Ampat has several institutional obstacles. The main obstacle is conflict over space utilization in the environmental service card tariff management system. To overcome the obstacles, it is necessary to implement strategic programs effectively. This study suggests a strategic program consisting of several levels. The strategic programs that are prioritized are the development of collaborative management among stakeholders, community empowerment, increasing conservation effectiveness, and distributing access to the community.


Keywords


ekowisata bahari; kampung wisata; kelembagaan; kendala kelembagaan; pengembangan ekowisata; program strategis; Raja Ampat

Full Text:

PDF

References


Adam, W.M., Brockington, D., Dyson, J., & Vira, B. (2003). Managing tragedies: understanding conflict over common pool resources. Science, 302, 1915–1920.

[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Raja Ampat. 2010. Raja Ampat: buku rencana tata ruang wilayah Kabupaten Raja Ampat 2010 - 2030.

Brinkerhoff, D.W., & Goldsmith, A.A. (1992). Promoting the sustainability of development institutions: a framework for strategy. World development, 20 (3), 369-383.

Brown, H.C.P. (2018). An Assessment of institutional capacity for integrated landscape management in Eastern Cameroon. Environmental Management, 62, 118-127.

Bryson, J.M. (2004). What to do when stakeholders matter: stakeholders identification and analysis techniques. Public management review, 6, 21-53.

Creswell, J.W. (2014). Research Design, Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Fourth Edition. Los Angeles, US: SAGE Publication.

Damanik, J., & Weber, H.F. (2006). Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta, ID: Andi.

Fidelman, P., Evans, L., Fabinyi, M., Foale, S., Cinner, J., & Rosen, F. (2012). Governing large-scale marine commons: contextual challenge in the coral triangle. Mar Policy, 36, 42-53.

Harper, C.L., & Leicht, K.T. (2016). Exploring Social Change. New York, USA: Routledge.

Hero, Y. (2012). Peran Kelembagaan dalam Proses Pemebuatan Kebijakan Pengelolaan Hutan Pendidikan Gunung Walat Berdasarkan Pendekatan Diskursus dan Sejarah [disertasi]. Bogor, ID: IPB University.

Hiwasaki, L. (2007). Community dynamics in Japanese rural areas and implications for national park management. International Journal of Biodiversity Science and Management, 3, 102–114.

Honrado, J.P., Lomba, A., Alves, P., Aguiar, C., Henriques, T.M., Cerqueira, Y., Monteiro, P., & Caldas, F.B. (2017). Conservation management of EU priority habitats after collapse of traditional pastoralism: navigating socioecological transitions in Mountain Rangeland. Rural Sociology, 82 (1), 101-128.

Hukom, F.D., Yulianda, F., Bengen, D.G., & Kamal, M.M. (2019). Efektivitas Zonasi dalam Pengelolaan Perikanan Karang di Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier, Raja Ampat. Jurnal Kebijakan Sosek KP, 9 (2), 93-103.

Jayant, A., & Azhar, M. (2014). Analysis of the barriers for implementing Green Supplay Chain Management (GSCM) practices: an Interpretive Structural Modeling (ISM) approach. Procedia Engineering, 97, 2157-2166.

Johson, D.P. (1988). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Lawang RMZ, penerjemah. Jakarta, ID: Penerbit PT Gramedia. Terjemahan dari: Sociological Theory.

Kanungo, S., & Bhatnagar, V.V. (2002). Beyond generic models for information system quality: the use of Interpretive Structural Modeling (ISM). Systems Research and Behavioral Science, 19, 531-549.

Kanyuuru, C.K., Mburu, J., & Njoka, J. (2017). Adaptation of institutional arrangements to management of Northern Rangelands of Kenya. Environ Dev Sustain, 19, 67-82.

Mohammed, I.R., Shankar, R., & Banwet, D.K. (2008). Creating flex-lean-agile value bhain by outsourcing. Business Process Management Journal, 14,338-339.

Muttaqin, M.Z. (2012). Designing payments for environmental services (PES) to reduce emissions from deforestation and forest degradation (REDD+) in Indonesia [disertasi]. Australia, AU: The Australian National University.

Nikijuluw, V.P.H., Papilaya, R.L., & Boli, P. (2017). Daya Dukung Pariwisata Berkelanjutan Raja Ampat. Jakarta, ID: Conservation International Indonesia.

Nurfatriani, F., Darusman, D., Nurrochmat, D.R., & Yustika, A.E. (2015). Analisis pemangku kepentingan dalam transformasi kebijakan fiskal hijau. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 12 (2), 105-124.

Ostrom, E. (1990). Governing The Commons. New York, US: Cambridge Univ Pr.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025

Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat Nomor 63,64,65 Tahun 2007 tentang retribusi pariwisata.

Peraturan Bupati Kabupaten Raja Ampat Nomor 18 Nomor 2014 Tentang Tarif Layanan Pemeliharaan Jasa Lingkungan pada Badan Layanan.

Reed, M., Graves, A., Dandy, N., Posthumus, H., Hubacek, K., Morris, J., Prell, C., Quinn, C.H., & Stringer, L.C. (2009). who’s and why? a typology of stakeholder analysis methods for natural resource management. Journal of Enviromental Management, 30, 1-17.

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Raja Ampat Tahun 2014-2034

Satria, A. (2002). Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta, ID: PT Pustaka Cidesindo.

Satria, A. (2009). Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor, ID: IPB Pr.

Saxena, J.P., Sushil, & Vrat, P. (1992). Scenario building: a critical study of energy conservation in the Indian Cemen Industry. Technological Forecasting and Social Change, 4(2), 121-146.

Schlosberg, D. (2004). reconceiving environmental justice: global movements and political theories. Environmental Politics, 13 (3), 517 –540.

Su, M.M., Wall, G., & Ma, Z. (2014). Assessing ecotourism from a multi-stakeholder perspective: Xingkai Lake National Nature Reserve, China. Environmental Management, 54, 1190-1207.

Taylor, D. (2000). The rise of the environmental justice paradig injustice framing and the social construction of environmental discourse. American Behavioral Scientist, 43 (4), 508-580.

Triyanti, R., & Susilowati, I. (2019). Analisis Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir Berkelanjutan di Kabupaten Gunungkidul. J. Kebijakan Sosek KP, 9 (1), 23-25.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Wood, E.M. (2002). Ecotourism: principles, practices & policies for sustainability. Paris, FR: UNEP publication.

Yeboah-Assiamah, E., Muller, K., & Domfeh, K.A. (2016). Rising to the challenge: A framework for optimising value in collaborative natural resource governance. Forest Policy and Economics, 67, 20–29.

Young, J.C., Marzano, M., White, R.M., McCracken, D.I., Redpath, S.M., Carss, D.N., Quine, C.P., Watt, A.D. (2010). The emergence of bio- diversity conflicts from biodiversity impacts: Characteristics and management strategies. Biodivers Conserv, 19(14), 3973–3990.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.9655

Indexed by:

 

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------

 

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.