BEBERAPA ASPEK PENTING DALAM BUDIDAYA UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei ) DENGAN SISTEM PEMUPUKAN SUSULAN DI TAMBAK (TRADISIONAL PLUS)

Gunarto Gunarto

Abstract


Sebagian besar tambak di Indonesia dikelola secara tradisional oleh petambak yang rata-rata bermodal kecil. Untuk itu, teknologi budidaya udang vanamei pola tradisional plus perlu dikembangkan misalnya dengan sistem pemupukan susulan sehingga akan diperoleh teknologi budidaya yang murah tetapi menguntungkan bagi petambak tradisional. Beberapa faktor penting yang sangat perlu diperhatikan agar supaya berhasil dalam budidaya udang vanamei pola tradisional plus, di antaranya adalah persiapan tambak harus maksimal, pemilihan dan penanganan benur harus betul, kontruksi tambak meskipun untuk pola tradisional harus didisain agar air baru mudah masuk ke tambak dan air buangan beserta limbahnya dapat segera keluar dari pelataran tambak, cara pengelolaan air sistem resirkulasi atau penggantian air hanya dilakukan saat terjadi air pasang tinggi. Penggunaan fermentasi probiotik dan peningkatan upaya biosekuritas di sekitar lingkungan tambak. Dengan memperhatikan faktor-faktor penting tersebut, meskipun udangdipelihara pada musim kemarau dengan kadar garam tinggi (53--34 ppt) dengan hanya mengandalkan pemupukan susulan 750 g urea dan 375 g SP-36/500 m2 serta penambahan fermentasi probiotik sebanyak 3 mg/L per minggu ternyata masih bisa panen dengan masa pemeliharaan lebih singkat yaitu 76 hari. Produksi pada kepadatan 1, 3, 5, dan 7 ekor/m2 masing-masing pada kisaran 4,1--8,69 kg/500 m2 (82--173,8 kg/ha); 8,7--10,7 kg/500 m2 (174--214 kg/ha); 4,27--10,55 kg/500 m2 (175,6--211 kg/ha); dan 11,6--17,5 kg/500 m2 (232--350 kg/ha).


Keywords


budidaya; pola tradisional; pemupukan susulan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/ma.3.1.2008.15-24


Creative Commons License
Media Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-6762
e-ISSN 2502-9460