Prediksi Jalur (Pathway) Logam Merkuri dari Batubara Kegiatan PLTU di Teluk Palabuanratu dengan Pendekatan Sistem Dinamis

Devi Dwiyanti Suryono, Endang Sri Pujilestari

Abstract

Kegiatan PLTU berpotensi menghasilkan logam merkuri (Hg) yang bersumber dari batubara sebagai bahan bakunya. Merkuri memiliki sifat yang presistent dan mampu mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam rantai makanan. Kegiatan PLTU di Palabuanratu akan beroperasi selama 20 tahun dan hal ini menimbulkan kekhawatiran merkuri yang dihasilkan akan mencemari air laut dan masuk dalam rantai makanan di perairan Teluk Palabuhanratu. Tujuan pemodelan system dinamis ini adalah melakukan prediksi dan menganalisis faktor dominan dari peningkatan merkuri air laut selama masa beroperasi PLTU serta terjadinya biomagnifikasi dalam rantai makanan. Gambaran mengenai jejak merkuri dari sumber batubara PLTU di udara, air dan rantai makanan, kaitannya dengan peningkatan konsentrasi merkuri di perairan menggunakan metode System dynamics. Hasil pemodelan menunjukkan peningkatan merkuri akan melebihi baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 untuk biota laut pada 2027. Terjadinya biomagnifikasi pada ikan plankton feeder, ikan top predator dan pada manusia mulai tahun 2017 dimana konsentrasi metil merkuri (MeHg) pada manusia sebagai konsumen tertinggi lebih besar (1,22) dibanding pada ikan top predator (0,408) dan ikan plankton feeder (0,0738), namun masih di bawah level ketiganya level toleransi MeHg menurut UNEP. Faktor yang dominan meningkatkan merkuri anorganik dalam air laut adalah ceceran batubara.

Keywords

Prediksi; Merkuri; Batubara; Sistem Dinamis; Biomagnifikasi

Full Text:

PDF

References

Azimi, S., & Sadeghi, M. (2013). Effect of mercury pollution on the urban environment and human health. Environment and Ecology Research, 1(1), 12-20.

Bacaksızlar, N.G., & Önsel, N. (2013). Modeling The Dynamics Of Methylmercury Biomagnification. Boğaziçi Universityindustrial Engineering Department, 34342 Bebek Istanbul Turkey.

Barkey,T., Dobler,I.W.( 2005). Microbial Transformations of Mercury: Potentials, Challenges, and Achievements in Controlling Mercury Toxicity in the Environment. Journal Advances in Applied Microbiology, 57, 1-54.

Boscher, A., Gobert, S., Guignard, C., Ziebel, J., L’Hoste, L., Gutleb, A.C., Cauchie, H.M., Hoffmann, L., & Schmidt, G. (2010). Chemical contaminants in fish species from rivers inthe North of Luxembourg: potential impact on the Eurasian otter (Lutra lutra). Chemosphere, 78, 785–792.

Booth, S., & Zeller, D.(2005). Mercury in Food Webs, and Marine Mammals: Implications of Diet and Climate Change for Human Health. Journal Environmental Health Perspectives, 113(5), 521-526.

BPS. (2013). Jawa Barat dalam Angka 2012. Balai Pusat Statistik Jawa Barat.

Budiono, A. (2003). Pengaruh Pencemaran Merkuri Terhadap Biota Air. Makalah Pengantar Sains, Jenjang Doktor Program Pascasarjana, IPB Bogor.

Driscoll, C.T., Mason, R.P., Chan, H.M, Jacob, D.J., & Pirrone, N. (2013). Mercury as a Global Pollutant: Sources, Pathways, and Effects. Journal Environmental Science & Technology, 47.

EPA. (2000). To regulate mercury and other air toxics emissions from coal- and oil-fired powerplants. EPA fact sheet.

Herman, D.Z. (2006). Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar As, Hg, Pb, dan Cd. Jurnal Geologi Indonesia, 1(1) 31-36.

Husodo, K.R.T Sarwono, A.H., Suhardini, R.J., Wijanarko, S.M., Siran, D., Mardani, T., Iskandar, G., Kasjono, H.S., & Supriadi T. (2005). Kontaminasi merkuri di kalangan pekerja Yogyakarta. Kasus penambangan emas Kulonprogo. Jurnal Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada. 9(20), 51-58.

Lasut, M.T., Edinger, E.N., & Yaqsuda, Y. (2005). Contamination of mercury is marine environment of Buyat Bay, North Sulawesi, Indonesia and its potensial impact to human. Proceeding of international seminar on mining environment and sustanable development. A lesson from the gold mining. Controversy in Buyat Bay, North Sulawesi. Indonesia.

Lindqvist, O., Johnasson, K., Aastrup, M., Andersson, A., & Bringmark, L. (1991). Mercury in the Swedish environment recent research on causes, consequences and corrective methods. Journal Water, Air and Soil Pollution, 55, 1-251.

Mahmud, M. (2012). Model sebaran spasial temporal konsentrasi merkuri akibat penambangan emas tradisional sebagai dasar monitoring dan evaluasi pencemaran di ekosistem Sungai Tulabolo Provinsi Gorontalo. Disertasi. Program Studi Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Martaningtyas, D. (2004). Bahan Cemaran Logam Berat. Cakrawala, Jakarta.

Morel, F.M.M., Kraepiel, A.M.L., & Amyot, M. (2008). The Chemical Cycle and Bioaccumulation of Mercury. Annual Review Ecolology System, 29, 543–66.

Muhammadi., Aminullah, E., & Soesilo, B. (2001). Analisis Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. UMJ Press, Jakarta.

Paasivirta, J.K. (2000). Long-term Effects of Bioaccumulation in Ecosystems. The Handbook of Environmental Chemistry,Vol. 2 Part J Bioaccumulation (ed. by B. Beek) © Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Pirrone, N., Aas, W., Cinnirella, S., Ebinghaus, R., Hedgecock, I.M., Pacyna,J., Sprovieri, F., & Sunderland, E. (2013).Toward the next generation of air quality monitoring: Mercury. Journal Atmospheric Environment, 80, 599-611.

PLN. (2006). ANDAL Pembangunan PLTU 3 x 350 MW Sukabumi Palabuhanratu dan SUTT 150 KV terkait, PT.PLN (Persero) Jakarta.

PLTU. (2013). Laporan Pelaksanaan RKL-RPL PLTU 3 x 300 MW Palabuhan Ratu dan Palabuhan Khusus Batubara, PT. PLN (Persero) UPK Palabuhanratu Sukabumi.

Ravichandran, M. (2004). Interactions between mercury and dissolved organic matter. Journal Chemosphere, 55, 319-331.

Sembel, D.T. (2015). Toksikologi lingkungan. Dampak pencemaran dari berbagai bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari. Andi. Yogyakarta.

Simson, S.S., Apte, R., Jung, G.B., & Hales, L. (2005). Trace metal concentration in water, sedimets and fish tissues from marine locations in the vicinity of the Minahasa Raya gold mining (North Sulawesi) [Proceeding]. Proceeding of international seminar on mining, environment, and sustainable development : a lesson from the gold mining, controversy in Buyat Bay, North Sulawesi, Indonesia.

Smith, F.A., Sharma, R.P., Lynn, R.L., & Low, J.B. (1974). Mercury and selected pesticide levels in fish and wildlife of Utah: Levels of mercury in fish. Bulletin of Environmental Contamination and Toxicology, 12, 153-157.

Suseno, H. (2011). Bioakumulasi Merkuri Dan Metil Merkuri Oleh Oreochromis Mossambicus Menggunakan Aplikasi Perunut Radioaktif: Pengaruh Konsentrasi, Salinitas, Partikulat, Ukuran Ikan Dan Kontribusi Jalur Pakan. Disertasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Doktor Ilmu Kimia, Universitas Indonesia Depok.

UNEP. (2008). Guidance for identifiying populations at risk from mercury exposure. Retrieved May 21, 2012, from World Health Organization Chemicals is a part of UNEP’s Division of Technology.

UNEP. (2013). Global Mercury Assessment 2013: Sources, Atmospheric and Aquatic Releases and Transport. UNEP’s Division of Technology.

USEPA. (1995). Compilation of Air Pollutant Emission Factors. Volume I: Stationary Point and Area Sources, AP-42. U.S. Environmental Protection Agency, Office of Air Quality Planning and Standards.