KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI FISIKA PERAIRAN ESTUARIA BENGKALIS BERDASARKAN DATA PENGUKURAN IN-SITU
Abstract
di dunia, yaitu Selat Malaka. Perairan ini merupakan daerah pertemuan antara massa air laut dari Selat Malaka dan massa
air tawar dari muara Sungai Siak yang sangat khas dan menarik untuk dikaji. Penelitian mengenai karakteristik oseanografi
fisika perairan ini dilakukan dalam periode 7 bulan selama tahun 2015. Metode yang digunakan adalah survei secara insitu
menggunakan wahana kapal survei pada 16 stasiun pengukuran. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perairan
estuaria Bengkalis merupakan perairan dangkal dengan kedalaman berkisar antara 6,1-37,3 m. Jenis-jenis substrat dasar
perairan beragam, yaitu kombinasi komponen pasir (2,7-86,69%), debu (10,64-89,82%) dan liat (2,66-13,30%). Pergerakan
arus didominasi oleh arus pasut (arus pasang-surut) dengan kecepatan arus permukaan rata-rata berkisar 0,07-1,19 m/detik.
Perairan ini tergolong keruh, dengan kisaran tingkat kecerahan rata-rata antara 0,42-0,95 m. Tingkat kecerahan cenderung
menurun pada akhir tahun seiring masuknya musim penghujan. Rata-rata suhu perairan pada lapisan permukaan berkisar
antara 29,74-30,94 °C dan di lapisan dasar berkisar antara 29,36-30,63 °C, dengan pola lebih dingin ke arah laut terbuka (Selat
Malaka) dan lebih hangat ke arah muara Sungai Siak.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anonim, (2012). Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia. Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Anonim, (2008). Laporan Akhir Kegiatan Identifikasi Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkalis. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkalis. 247 hal.
Anonim, (2015). Profil Kabupaten Bengkalis. Artikel online dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bengkalis.
Agung, A.F. (2014). Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Penentuan Daerah Pengoperasian Alat Tangkap Gombang di Perairan Selat Bengkalis Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. https://Fadilapresia.Blogspot.Co.Id/2016/12/Aplikasi-Sistem-Informasi-Geografis.Html.
Bengen, D.G. (2002). Ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut serta pengelolaan terpadu dan berkelanjutan. Makalah Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.PKSSPL-IPB. Bogor.
Brown, A. & Pareng Rengi. (2014). Pelagic Fish Stock Estimation by Using the Hydroacoustic Method in Bengkalis Regency Waters. Jurnal berkala Perikanan Terubuk, Februari 2014 Vol. 42. No.1, hlm 21 – 34.
Efizon, D., Djunaedi, O.S., Dhahiyat, Y. & Koswara, B. (2012). Kelimpahan Populasi dan Tingkat Eksploitasi Ikan Terubuk (Tenualosa Macrura)di Perairan Bengkalis, Riau. Jurnal berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm 52 - 65 Vol. 40. No.1.
Fajri, N.E. & Kasry, A. (2013). Kualitas Perairan Muara Sungai Siak ditinjau dari Sifat Fisik-Kimia dan Makrozoobentos. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk, Vol. 41. No.1.Februari 2013, hal 37- 52.
Ginting, R.S., Elvira, R. & Yusfiati. (2015). Inventarisasi Jenis-jenis Ikan Buntal (Famili Tetraodontidae) di Muara Perairan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Jurnal JOM FMIPA Vol. 2 No. 1 Februari 2015.
Hutabarat, S. (1985). Pengantar Oceanografi. UI Press: Jakarta.
Kasry, A. & Fajri, N.E. (2012). Kualitas Perairan Muara Sungai Siak Ditinjau dari Parameter Fisik-Kimia dan Organisme Plankton. Jurnal berkala Perikanan Terubuk, Juli 2012, Vol. 40 No.2. p:96 -113.
Martono. (2016). Dampak El Niño 1997 dan El Niño 2015 terhadap Konsentrasi Klorofil-A di Perairan Selatan Jawa dan Bali-Sumbawa. Majalah Ilmiah Globë Volume 18 No.1 April 2016: P 01 - 08.
Masrikat, J.A.N. (2002). Karakteristik Oseanografi Fisik dan Distribusi Ikan di Perairan Laut Cina Selatan dan Selat Malaka pada Musim Timur. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan).
Merta, G.S., Suwarso., Wasilun., Wagiyo, K., Girsang, E.S. & Suprapto. (1999). Status populasi dan bio-ekologi ikan terubuk Tenualosa macrura (Clupeidae) di Propinsi Riau. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. V.No.3 .p 15-29.
Merta, G.S. (2001). A description of the Terubuk fishery (Tenualosa macrura) in the Bengkalis Region of Riau Province, Indonesia. Proceeding of the International Terubok Conference, Serawak Malaysia. p 85-90.
Mubarak., Nurhuda, A. & Ghalib, M. (2016). Analisis Suhu Permukaan Laut Selat Malaka. Prosiding Seminar Nasional Pelestarian Lingkungan dan Mitigasi Bencana. Pekanbaru 28 Mei 2016. ISBN 978-979-792-675-5. Hal. 619-626.
Muhammad., Rizal, S. & Affan, J.M. (2012). Pengaruh ENSO (El Niño and Southern Oscillation) terhadap transpor massa air laut di Selat Malaka. Jurnal Depik Vo.1, No.1. April 2012. p 61-67.
Nedi, S., Pramudya, B., Riani, E., & Manuwoto. (2010). Karakteristik Lingkungan Perairan Selat Rupat. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol. 1. No.4. ISBN 1978.5283. Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau.
Nontji A. (2007). Laut Nusantara. Edisi Revisi. Jakarta. Penerbit Djambatan.
Setiadi, D., Arthur Brown & Bustari. (2015). Distribution Target Strength In Waters Bengkalis Demersal Fish Province Riau. Jurnal online: http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/article/view/6238/5938.
Stewart, R.H. (2003). Introduction to Physical Oceanography. Departement of Oceanography Texas A&M University.
Suwarso & Merta, I.G. (2003). Penurunan Populasi dan Alternatif Pengelolaan Ikan Terubuk, Tenualosa macrura (Clupeidae), di Propinsi Riau. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. VI.No.2 .p; 25-36.
Wagiyo, K. (2001). Spawning sites and larval distribution of Terubuk (Tenualosa macrura) in the Bengkalis Region of Riau Province, Indonesia. Proceeding of the International Terubok Conference, Serawak Malaysia. p 168-178.
Wolanski, E. (2007). Estuarine Ecohydrology. Elsevier. Amsterdam. First Edition. 168p.
Wyrtki, K. (1961). The Physical Oceanography of South East Asian Waters. Naga Report Vol. 2. University California Press. La Jolla. CA.
Referensi internet:
(http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160309_indonesia_riau_kebakaranhutan)