KAJIAN AWAL KONDISI PADANG LAMUN DI PERAIRAN TIMUR INDONESIA

Indarto Happy Supriyadi, Marindah Yulia Iswari, Suyarso Suyarso

Abstract

Padang lamun memiliki peran penting dalam suatu ekosistem perairan dangkal. Namun kegiatan pembangunan di wilayah pesisir yang terus meningkat dapat mengakibatkan kerusakan padang lamun yang hampir terjadi di seluruh perairan Indonesia. Saat ini informasi terkait dengan jumlah spesies, kondisi lamun, dan luasannya khususnya di perairan timur Indonesia masih kurang. Tujuan penelitian ini yaitu memberikan informasi awal jumlah spesies, kondisi umum padang lamun dan luasannya. Metode yang digunakan yaitu mengumpulkan data hasil kajian sejak tahun 2005, 2008, 2009, 2015, 2016 dan data Coremap-CTI 2011, 2015, 2016. Spesies lamun diidentifikasi berdasarkan pada literatur yang ada, pengambilan data dan analisa kondisi lamun mengacu pada buku panduan pemantauan padang lamun. Dari hasil identifikasi spesies lamun ditemukan 10 dari 12 spesies lamun yang ada di perairan Indonesia. Kondisi padang lamun di perairan timur Indonesia dikategorikan‘baik’(43%),’sedang’(50%) dan ‘jelek’ (7 %) dengan luas padang lamun saat ini yaitu 284.660 ha.

Keywords

kondisi lamun, keanekaragaman spesies, luas lamun.

Full Text:

PDF

References

Blankenhorn, S. (2006). Seaweed farming and artisanal fisheries in an Indonesian seagrass bed: Complementary or competitive usages?. Southeast Asia Coastal Governance and Management Forum: Science Meets Policy for Coastal Management and Capacity Building, Tuban, Bali, Indonesia, 14th - 16th November 2006.

Den Hartog. (1970). The seagrass of the world. North Holand Publishing Company. Amsterdam, London, 271 pp.

Departemen Kelautan dan Perikanan. (2008). Kondisi terumbu karang di perairan pulau Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Maluku Utara. Laporan Penelitian. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut dan Puslit. Oseanografi-LIPI Jakarta. Tidak dipublikasikan. 34 hal.

Departemen Kelautan dan Perikanan. (2008). Kondisi ekosistem lamun di perairan Kepulauan Alor Nusa Tenggara Timur Kawasan Kosevasi Laut Daerah. Laporan penelitian. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut-DKP dan Puslit. Oseanografi-LIP Jakarta. Tidak dipublikasikan.

Dirhamsyah. (2007). An economic valuation of seagrass ecosystems in East Bintan, Riau Archipelago, Indonesia. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia,33: 257-270.

Duarte, C.M. (2002). The future of seagrass meadows. Environ. Conserv., 29:192-206.

Engeman, R.M., Dugnesnel, J.A., Cowan, E.M., Smith, H.T., Shwiff, S.A. & Karlin, M. (2008). Assessing Boat damage to Seagrass Bed habitat in a Florida Park Fram a Bioeconomic prospective. Jurnal of Coastal Rsearch, 24(2): 527-532.

Fortes, M.D. (1990). Seagrass: A Resources unknown in the ASEAN region. United State Coastal Resources Management Project. Eduacation Series No. 646 p.

Gerung, G.S., Roeroe, K.A., Rondonuwu, A.B., Makatipu, P., Harahap, A.P., Lumingas, J.L.J., Manengky, H.K., Kondoy, K., Manembu, I., Pelle, W.E. & Schadauw, J.N. (2016). Monitoring kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait di P. Salawati, P. Batanta, Kabupaten Rajaampat-Papua Barat. Coremap-CTI, Univ. Sam Ratulangi-Manado, Puslit. Oseanografi-LIPI, Jakarta. 124 hal.

Giyanto., Suharsono., Manuputty, A., Suyarso., Hukum, F.D., Canpenberg, H., Salatalohy, A., Budiyanto, A., Picasouw, J., Unyang, S., Djuwariah., Irawan, A., Matuankotta, C., Hehuat, Y., Alik, R. & Mansyur, S.R. (2015). Monitoring kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait di Taman Wisata Perairan Laut Banda. Coremap-CTI dan Puslit. Oseanografi-LIPI. 60 hal.

Giyanto., Supriyadi, I.H., Iswari, M.Y., Widodo., Djuwariah., Aji, L.P., La Tanda., Lorwens, J., Usman, B., Sitepu, A.B., Dimara, L., Pelleng, H.S.B., Ismial., Tanarta, Y. & Farwas, E. (2015). Monitoring kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait di Kabupaten Biak Numfor Papua Barat. Coremap-CTI dan Puslit. Oseanografi-LIPI Jakarta. 69 hal.

Giyanto., Utama, R.S., Budiyanto, A., La Pay., Aji, L.P., Widyastuti, A., La Tanda., Lorwens, J., Dharmawan, I.W.E., Usman, B., Pelleng, H.S.B., Ismial., Tanarto, Y. & Farwas, E. (2016). Monitoring kesehatan terumbu karang dan ekosistem terkait di Kabupaten Biak Numfor. Coremap-CTI dan Puslit. Oseanografi-LIPI. 99 hal.

Gray, C.A., McElligoot, D.J. & Chick, R.C. (1996). Intra and inter estuary differences in a assemblages of fish associated with shallow seagrass and bare sand. Marine Freshwater Res, 47: 723-735.

Hermanwan, U.E, Sjafrie, N.D.M., Supriyadi, I.H., Suyarso., Iswari, M.Y., Agrraini, K. & Rahmat. (2017). Status Padang Lamun Indonesia 2017. Jakarta: Puslit Oseanografi-LIPI Jakarta 23 hal.

Kuo, J. (2007). New monoecious seagrass oh Halophila sulawesii (Hydrocharitaceae) from Indonesia, Aquatic Botany, 87:171-175.

Kuriandewa, T.E., Kiswara, W., Hutomo, M. & Soemodiharjo, S. (2003). The seagrass of Indonesia (171-182) in: World Atlas of Seagrasses. Edmund P. Green and Frederick T. Short (Ed.). The UNEP World Conservation Monitoring Centre. University of California Press. Berkeley USA.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. (2004). Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004 tentang, Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. 16 hal.

Makatipu, P.C., Hukum, F., Giyanto., Souhoka, J., Budiyanto, A., Azkab, M.H., Arbi, U.Y., Dharmawan, I.W.E., Hermanto, B., Nurdiansah, D., Patty, S.I., Akbar, N. & Djabbar, M. (2015). Survai Baseline Coremap CTI Kondisi Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait di Ternate, Tidore, dan Sekiatrnya, Maluku Utara. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta. 76 hal.

Manuputty, A.E.W., Souhoka, J., Hukum, F.D., Canppenberg, H.A.W., Sihaloho, H.F., Widyastuti, E., Irawan, A., Limbong, S.R., Salatalohy, A., Picasouw, J., Anggraini, K. & Arifin, A. (2015). Studi Baseline Kesehatan Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait di Perairan P. Salawati dan P. Batanta Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Coremap-CTI dan Puslit. Oseanografi-LIPI Jakarta. 83 hal

McKenzie, L.J. (2003). Guidelines for the rapid assessment and mapping of tropical seagrass habitats (QFS, NFC, Caims) 46 pp.

MacKenzie, L.J. (2008). Seagrass educator Handbook. Seagrass-Watch, Queensland, Australia.

Nadiarti., Riani, E., Djuwita, I., Budiharsono, S., Purbayanto, A. & Asmus, H. (2012). Challenging for seagrass management in Indonesia, Journal of Coastal Development. 15(3): 234-242.

Orth, R.J., Tim., Carruthers, J.B., Dennison, W.C., Duarte, C.M., Fourqurean, J.W., Heck, J.R., Hughes, A.R., Kendrick, G.A., Judson, W., Kenworthy., Olyarnik, S., Short, F.T., Waycott, M. & Williams, S.L. (2006). A Global Crisis for searass Ecosystem, BioScience. 56(12): 987-996.

Pham, M.T., Nguyen, H.S., Nguyen, X.H. & Nguyen, T.L. (2006). Study on the variation of seagrass population in coastal waters of khanh Hoa Province, Vietnam, Coastal Marine science, 30(1): 167-173.

Philips, R.C. & Menez, E.G. (1988). Seagrass. Smithsonian Institution Press. Washington D.C. 104 p.

Pioneer, I.R., Walker, D.I. & Coles, R.G. (1989). Regional studier seagrass of tropical Australia. Biology of Seagrass: a treatise on the Biology of seagrass with special reference to the Australian region. A.W.D. Larkum, A.J.McComb & S.A. Shepard (Eds.). Elsevier Amsterdam. 279-303 pp.

Prayuda, B. (2014). Panduan Teknis Pemetaan Habitat Dasar Perairan Laut Dangkal. CRITC, COREMAP-CTI LIPI Jakarta.

Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I.H. & Azkab, M.H. (2014). Panduan monitoring padang lamun. Malikusworo Hutomo dan Anugerah Nontji (Eds). CRITC, COREMAP-LIPI. Jakarta, 37 hal.

Short, F.T. & Wyllie-Echeverria, S. (1996). Natural and human-induced distribution of segrass, Environ Conrsev, 23:17-27.

Simamora, A.P. (2010). Look to sea as potensial carbon sink. http://Batavia.co.id/node/100393.Govt. (Diunduh February, 2010).

Suharti, S. (2015). Monitoring Kesehatan Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Lainnya. Coremap-CTI dan Puslit. Oseanografi-LIPI Jakarta 45 hal.

Supriyadi, I.H. (2005). Pemetaan lamun di perairan Pulau Morotai Maluku Utara. Laporan Penelitian. Puslit. Oseanografi-LIPI Jakarta. Tidak dipublikasikan.

Supriyadi, I.H. (2009). Pemetaan lamun di perairan Teluk Kupang dan sekitarnya Nusa Tenggara Timur. Laporan Penelitian. Kawasan Nasional Taman Laut-DKP dan Puslit. Oseanografi-LIPI Jakarta. Tidak dipublikasikan.

Supriyadi, I.H. (2009). Pemetaan lamun dan biota asosiasi untuk identifikasi daerah perlindungan lamun di Teluk Kotania dan Pelitajaya, Maluku Tengah. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 35(2): 167-183.

Supriyadi, I.H. (2009). Penelitian Pemetaan Padang Lamun di P. Rote Nusa Tenggara Timur. Puslit. Oseanografi-LIPI dan Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut-Departemen Kelautan dan Perikanan. Laporan penelitian, Unpbublished.

Supriyadi, I.H. (2011). Pemetaan lamun: Identifikasi daerah perlindungan lamun dan bioata asosiasinya di kepulauan Kei Kecil, Tual-Maluku Tenggara, Jurnal Oseanologi di Indonesia, 37(3): 435-453.

Supriyadi, I.H., Cappenberg, H.A.W., Souhoka, J., Makatipu, P.C., Hafizt, M., Salatolohi, A., Zulfianita, D., Purnomo, L.H., Dey, L.N., Tuhumena, J.R., Wailegi, Y. & Sangadji, U. (2015). Survai Baseline Coremap CTI Kondisi Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait di Suaka Alam Perairan Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Coremap-CTI, Puslit Oseanografi-LIPI. 60 hal.

Supriyadi, I.H., Hendrik Alexander W. Cappenberg, Jemmy Souka, Petrus Christianus Makatipu & Muhammad Hafizt. 2017. Kondisi terumbu karang, lamun dan mangrove di Suaka Alam Perairan Kabupaten Rajaampat Provinsi Papua Barat, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 23(4): 241-252.

Suyarso. (2015). Monitoring kesehatan terumbu karang Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Taman Wisata Perairan Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak Numfor-Papua Barat. Coremap-CTI dan Puslit. Oseanografi-LIPI, Jakarta. 61 hal.

Suyarso. (2016). Monitoring Kesehatan Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait di Perairan Ternate dan Sekitarnya Provinsi Maluku Utara. Coremap-CTI dan Puslit. Oseanografi-LIPI, Jakarta. 66 hal.

Texas Park. & Wildlife. (1999). Seagrass conservation plan for Texas. Resources Protection Division. Austin TX. 79 pp.

Thangaradjon, T., Sridhar, R., Senthilkumar, S. & Kananau, S. (2007). Seagrass resources assessment in the Mandapam coast of the Gulf of Mannar Biosphere reserve, India, Applied ecology and environmental research, 6(1): 139-146. Available at: (http://www.ecology.uni-corvinus.hu, 25 April 2009).

Unsworth, R.K.F. & Cullen, L.C. (2010). Recognising the necessity for Indo-Pacific seagrass conservation, Conservation Letters, 3(2): 63-73

Wahyudin, Y., Kusumastanto, T., Andrianto, L. & Wardiatno, Y. (2016). Jasa Ekosistem Lamun Bagi Kesejahteraan Manusia. Omni-Akuatika. 12 (3): 29- di wilayah pesisir Bintan timur Kepulauan Riau. Laporan Akhir. Program Riset Kompetetif LIPI, Sub Program Sensus Biota Laut, LIPI. Jakarta. 97 hal.

Wawo, M., Adrianto, L., Bengen, D.G. & Wardianto, Y. (2014). Valuation of seagrass ecosystem services in Kotania Bay Marine Natural Tourism Park, West Seram, Indonesia, Asian Journal of Scientific Research, 7(4): 591-600.

Williams, S.L. (2001). Reduced genetic diversity in eelgrass transplantations affects both individual and population fitness, Ecological Applications, 11(5): 1472-1488.