KARAKTERISTIK SEBARAN SEDIMEN DAN LAJU SEDIMENTASI PERAIRAN TELUK BANTEN

Agustin Rustam, Novi Susetyo Adi, Eva Mustikasari, Terry Louise Kepel, Mariska A. Kusumaningtyas

Abstract

Teluk Banten di Utara Kota Serang, Banten, menampung berbagai muatan sedimen dari 7 (tujuh) sungai yang bermuara di teluk ini. Penelitian yang dilakukan pada Oktober 2008 di perairan teluk ini bertujuan untuk memahami karakteristik sebaran sedimen permukaan dan komposisi bahan organik serta laju sedimentasi sebagai bagian dari penelitian karbon laut di Indonesia. Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif, dengan memeriksa sedimen yang diambil menggunakan grab sampler. Analisis sedimen meliputi pengukuran tekstur sedimen, bahan organik total atau Total Organic Matter (TOM) dan laju sedimentasi; analisis perairan meliputi bahan organik terlarut dan total padatan tersuspensi atau Total Suspended Solids (TSS). Dalam klasifikasi pasir, debu dan liat, sampel yang dikumpulkan dari Teluk Banten menunjukkan tekstur sedimen pasir rata-rata sebesar 54,86 %, sedangkan nilai TOM dan karbon organik berkisar 5,33 - 20,57 % dan 0,47 - 3,44 %. Laju sedimentasi tercatat berkisar antara 0,011 - 0,035 kg/m2/hari dengan komposisi tertinggi pada tekstur pasir.

Keywords

sedimen, bahan organik total, tekstur, laju sedimentasi

Full Text:

PDF

References

Allen, S.E., Grimshaw, H.M., Parkinson, J.A. & Quarmby, C. (1974). Analysis of Soil in Chemical Analysis of Ecological Materials. Oxford, Blackwell Scientific Publication, Oxford.

Atmadja, W.S. & Sulistijo. (1988). Beberapa Aspek Vegetasi dan Habitat Tumbuhan Laut Bentik di Pulau-Pulau Seribu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta

Boer, W., Bergh, G.D.V.D., Haas, H.D., Stigter, H.C.D., Gieles, R. & Weering, T.C.E. (2006). Validation of accumulation rates in Teluk Banten (Indonesia) from commonly applied 210Pb models, using the 1883 krakatau tephra as time marker. J. Mar. Geo. Geochemist. Geophys. 227:263-277 doi:http://dx.doi. org /10.1016/j.margeo.2005.12.002.

Cambardella, C.A., Gajda, A.M., Doran, J.W., Wienhold, B.J. & Kettler, T.A. (2001). Estimation of particulate and total organic matter by weight loss-on-ignition. P. 349-359. In R. Lal, J.M. Kimble, R.F. Follett, and B.A. Stewart (ed.). Assessment methods for soil carbon. CRC Press, Boca Raton, FL

Edward. (2015). Penilaian tingkat pencemaran logam berat dalam sedimen di perairan Pulau Morotai, Maluku Utara. Jurnal Depik, 4(2): 95-106.

Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 259 hal.

Helfinalis. (2002). Sebaran sedimen dan suspensi di perairan teluk Banten. Dalam Ruyitno, Muchtar, M., Supangat I. Perairan Indonesia oseanografi, biologi dan lingkungan. P2OLIPI. Jakarta ISBN 979-8105-95-8

Hoekstra, P., Lindeboom, H., Bak, R., Bergh, G.V.D., Tiwi, D.A., Douven, W., Heun, J., Hobma, T., Hoitink, T., Kiswara, W., Meesters, E., Noor, Y., Sukmantalya, N., Nuraini, S. & WeeringT.V. (2002). Teluk Banten Research Programme : an integrated coastal zone management Study. Staple (Ed.) Scientific programme Indonesia - Netherlands Proceedings of a workshop held on February 12th 2002. Bandung. Indonesia. p:59-70.

Hoitink, A.J.F & Hoekstra, P. (2003). Hydrodynamic control of the supply of reworked terrigenous sediment to coral reefs in the Bay of Banten (NW Java, Indonesia). Estuarine, Coastal and Shelf Science, 58: 743 - 755.

Kiswara, W. (1994). Dampak perluasan kawasan industri terhadap penurunan luas padang lamun di Teluk Banten, Jawa Barat. Seminar Nasional Dampak pembangunan pada ekosistem pesisir, 2-3 Februari 1994 di Serpong. Banten.

Kononova, M. M. (1966). Soil Organic Matter Pergamon Press, Oxford. 2nd edition, p. 378.

Manengkey, H.W.K. (2010). Kandungan bahan organik pada sedimen di perairan Teluk Buyat dan sekitarnya. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, VI(3): 114-119..

Marsaoli, M. (2004). Kandungan bahan organik, N-Alkanan, Aromatik dan Total hidrokarbon dalam sedimen di perairan Raha. Makara, Sains, 8(3): 116-122.

Montagna, P.A., Bauer, J.E., Hardin, D. & Spies, R.B. (1989). Vertical Distribution of Microbial and Meiofaunal Populations in Sediments of Natural Coastal Hydrocarbon Seep. Journal of Marine Science, 47(3): 657-680.

Mustikasari, E., Rustam, A., Adi, N.S. & Purbani, D. (2012). Pergerakan arus di Teluk Banten. Prosiding Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan 2012. ISSN: 1412 2332.

Nybakken, J.W. (1992). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Penerjemah: M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bangen, M. Hutomo dan S. Sukarjo. Jakarta. Gramedia : 459 hal.

Prartono, T., Razak, H. & Gunawan, I. (2009). Pestisida organoklorine di sedimen pesisir muara Citarum, Teluk Jakarta: Peran penting fraksi halus sedimen sebagai pentransport DDT dan proses diagenesanya. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 1(2): 11-21.

Riena, N.N., Putri, W.A.E. & Agustriani, F. (2012). Analisis kualitas perairan muara Sungai Way Belau Bandar Lampung. Maspari Journal, 4(1): 116-121.

Rochyatun, E., Kaisupy, M.F. & Rozak, A. (2006). Distribusi logam berat dalam air dan sedimen di perairan Muara Sungai Cisadane. Makara, Sains, 10(1): 35-40.

Rochyatun, E. & Rozak, A. (2007). Pemantauan kadar logam berat dalam sedimen di perairan Teluk Jakarta. Makara, Sains, 11(1): 28-36

Sanusi, H. (2006). Kimia Laut, Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 188 hal.

Sari, T.A., Atmodjo, W. & Zuraida, R. (2014). Studi bahan organik total sedimen dasar laut di perairan Nabire, Teluk Cendrawasih, Papua. Jurnal Oseanografi, 3(1): 81-86.

Satriadi, A. (2013). Kajian transport sedimen tersuspensi untuk perencanaan pembangunan pelabuhan Bojonegara Banten. Buletin Oseanografi Marina 2: 68 -77.

Septinar, H. (2014) Identifikasi sedimentasi di perairan pesisir Banyuasin II Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu perikanan dan Budidaya perairan, 9(1): 66-71.

Setyawan, W.B. (2003). Karakteristik garis pantai Propinsi Banten 1: Pertumbuhan Delta Ciujung-Cidurian Baru. Temu Ilmiah ISOI - Bidang Geologi Kelautan Bandung, 25 Agustus 2003. 5hlm.

Soedharma, D., Arafa, Dt., Khairudi, D., Panggarbesi, M.I., Tarigan, S.A.R., Subhan, B., Santoso, P., Madduppa, H., Bramandito, A., Kusuma, H.A. Supendi, A., Ngaro, N.R. & Supriyono, E. (2014). Dampak pencemaran sungai-sungai yang bermuara di Teluk Banten terhadap hasil produksi tambak tradisional setempat. Diunduh dari http://msp.ummi.ac.id/index.php/blog-dosen/blog-arif-supendi-m-si/46-dampak-pencemaran-sungai-sungai-yang-bermuara-di-teluk-banten-terhadap-hasil-produksi-tambak-tradisional-setempat [20 Juni 2016]

Supriharyono. (2002). Pelestarian dan Pengolahan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suprapto, D., Purnomo, P.W. & Sulardiono, B. (2014). Analisis kesuburan perairan berdasarkan hubungan fisika kimia sedimen dasar dengan NO3-N dan PO4-P di muara sungai Tuntang Demak. Jurnal Saintek Perikanan, 10(1): 56-61.

Wardoyo, S.T.H. (1975). Kriteria Air Untuk keperluan Pertanian dan Perikanan. Seminar pengendalian pencemaran air. Bandung. Bagian Akuakultur Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wisha, J.W., Husrin, S. & Prihantono, J. (2015). Hidrodinamika perairan Teluk Banten pada musim peralihan (Agustus - September). Jurnal Ilmu Kelautan. Vol 20(2): 101-112.