Analisis Kesesuaian Perairan untuk Budi daya Rumput Laut Menggunakan Multidimensional Scaling (MDS)
Abstract
Penilaian kesesuaian perairan dalam mendukung kegiatan budidaya rumput laut salah satunya dipengaruhi oleh parameter kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kesesuaian perairan dalam mendukung kegiatan budidaya rumput laut dengan pendekatan Multidimensional Scaling. Hal ini diharapkan akan diperoleh tingkat kesesuaian perairan serta parameter kualitas perairan yang paling dominan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas perairan di Pulau Panjang dalam mendukung kegiatan budidaya rumput laut yaitu cukup sesuai dengan nilai berkisar antara 58-68. Parameter kualitas perairan yang paling dominan yaitu fosfat dengan nilai perubahan RMS 6,376. Penelitian ini menunjukkan bahwa dominannya kandungan fosfat di wilayah perairan Pulau Panjang merupakan indikator terjadinya pencemaran yang bersumber dari limbah domestik yang diduga berasal dari kegiatan pertanian, peternakan serta limbah rumah tangga. Namun demikian tingkat kesesuaian perairan di Pulau Panjang apabila dikelola dengan baik atau mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan budidaya rumput laut, maka dapat berpengaruh terhadap tingkat kesesuaian perairan. Sehingga kualitas perairan di Pulau Panjang dapat mengalami pergeseran kearah sesuai.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adibrata., S, Ukkas., M., & Hariadi, K. (2007). Studi Kesesuaian Areal Untuk Budidaya Laut Di Perairan Pulau Karampuang Sulawesi Barat. AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan, 2(1), 1-7
Alexander, K.L., Hartoko, A., & Suminto (2013). Studi Penentuan Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia Dan Biologi Di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pasir Laut, 3(1), 76-93.
Alianto., Adiwilaga, E.M., & Damar, A. (2008). Produktivitas Primer Fitoplankton Dan Keterkaitannya Dengan Unsur Hara Dan Cahaya Di Perairan Teluk Banten. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 15(1), 21-26.
Bangun, J.M. (2005). Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Dalam Air, Sedimen dan Organ Tubuh Ikan Sokan (Triancanthus nieuhofit) di Perairan Ancol, Teluk Jakarta. Skripsi, IPB, Bogor.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kansius, Jakarta.
Irnawati, R., Mustahal., Susanto, A., & Syabana, M. A. (2014). Model Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Penangkapan Dan Budidaya Laut Di Pulau Panjang Kabupaten Serang Banten. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, 3, 55-62.
Kavanagh, P. & Pitcher, T.J. (2004). Implementing Microsoft Excel Software For Rapfish: A Technique For The Rafid Appraisal Of Fisheries Status. Fisheries Centre Reports 12 (2). University of British Columbia.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2014). Kajian Dampak Penambangan Pasir Laut Pantai Utara Banten Untuk Reklamasi Teluk Jakarta Terhadap Sumberdaya Laut Dan Pesisir. Laporan Penelitian Balitbang Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Marzuki, M., Nurjana, I .W., Purbayanto, A., Budiharso, S., & Supriyono, E. (2014). Sustainabiliy Analysis of Mariculture Management In Saleh Bay of Sumbawa District. J. Environmental Management and Sustainable Development. 3(2), 127-137.
Neksidin., Utama, K., Pangerang, A., & Emiyarti. (2013). Studi Kualitas Air untuk Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) di Perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Laut Mina Indonesia, 3.
Pitcher, T.J., & Preikshot, D. (2001). RAPFISH: a rapid appraisal technique to evaluate the sustainability status of fisheries, J.Fisheries Research, 49, 225- 270.
Phillips, M.J. (2014). Environmental Aspects Of Seaweed Culture. Institute of AquacultureUniversity of Stirling, Stirling FK9 4 LAScotland.
Pratiwi, S. (2015). Pengembangan Model Konseptual Penerapan Pupuk Organik pada Pertanian dalam Skema Pengelolaan Sampah Terdesentralisasi dengan Pendekatan Whole System. Tesis. Program Magister Teknik Lingkungan. ITB: Bandung.
Radiarta, I.N., Ardi, I., & Anang, H.K. (2013). Aplikasi Analisis Spasial DanStatistik Multivariat Terhadap Kondisi Kualitas Perairan Di Selat Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Timur: Aspek Penting Untuk Pengembangan Budidaya Rumput Laut. Jurnal Riset Akuakultur, 8, 159-171.
Simanjuntak, M. (2012) Kualitas Air Ditinjau Dari Aspek Hara, Oksigen Terlarut Dan pH di Perairan Banggai. Sulawesi Tengah, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4, 290-303.
Soejarwo, P.A., & Fitriyanny, W.P. (2016). Pengelolaan Budidaya Rumput Laut Berkelanjutan Untuk Masyarakat Pesisir Pulau Panjang Serang, Banten. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 6(2), 123-134.
Susilo, S.B. (2003). Keberlanjutan Pembangunan Pulau-pulau Kecil: Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Disertasi, Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Wulandari., & Yulina, S. (2009). Status Perairan Banjir Kanal Timur Semarang Ditinjau Dari Kadar Logam Berat Chromium Dalam Air, Sedimen Dan Jaringan Lunak Kerang Darah (Anadara Granosa), Bulletin Oseanografi Marina, 1, 1-7.
Zahro, A. F., & Suprapto. (2015). Penentuan Timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu) Dalam Nugget Ikan Gabus (Channa Striata)-Rumput Laut (Eucheuma Spinosum). Jurnal Sains Dan Seni ITS Surabaya. 4(2), 57-62.