Desain dan Layout Tambak Garam Semi Intensif Skala Kecil di Lahan Terbatas

Rikha Bramawanto

Abstract

Tambak garam rakyat di Indonesia pada umumnya dikelola dalam ukuran kecil, di Jawa Barat dan Pulau Madura hanya berkisar antara 0,3 sampai 1,7 hektar/orang dengan musim produksi hanya berkisar antara 3,5 – 4 bulan. Pola pengelolaan secara konvensional menjadi sebab belum optimalnya produksi garam rakyat, khususnya pada aspek kualitas. Hal tersebut membuat kehidupan petambak selama setahun belum dapat tercukupi, terutama untuk petambak garam sistem sewa atau bagi hasil. Petambak garam skala kecil membutuhkan solusi alternatif untuk meningkatkan produktivitasnya. Beberapa informasi eksisting seperti luas pengelolaan per orang dan produktivitas tambak, biaya produksi dan harga garam dijadikan dasar untuk menentukan target jumlah produksi dan kebutuhan luas lahan rasional sehingga dapat dibuat suatu desain dan layout tambak garam yang ideal dan ekonomis. Target penerimaan total minimal Rp 41.512.336,- dapat dicapai melalui produksi 100 ton garam per tahun. Berdasarkan perhitungan kesetimbangan massa air tua (brine), untuk memproduksi 100 ton garam dibutuhkan 5.000 m3 air laut dan luas lahan sekitar 1 hektar dengan rasio reservoir : condenser1 : condenser2 : meja kristalisasi  adalah 1 : 5 : 1.7 : 1.7. Luas tambak tersebut masih memungkinkan untuk 8 siklus produksi, yaitu 1 siklus awal dan 7 siklus masa pungut garam setiap 10 hari pada kondisi musim kemarau normal. Desain layout ini merupakan hasil perhitungan dan simulasi, namun masih perlu dilakukan penerapan dan pengujian pada skala percobaan maupun skala yang sesungguhnya untuk mengetahui efektifitas desain dan layout tambak garam semi intensif.

Keywords

desain; layout; tambak garam; semi intensif; skala kecil

Full Text:

PDF