Kualitas Perairan Teluk Kayeli, Kabupaten Buru, Propinsi Maluku, untuk Budi daya Laut dan Wisata Bahari

Agustin Rustam, Fajar Yudi Prabawa, Armyanda Tussadiah

Abstract

Kualitas perairan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung usaha budi daya laut dan wisata bahari yang umumnya dilakukan di sebuah perairan teluk, seperti Teluk Kayeli yang terletak di Pulau Buru.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  kondisi perairan Teluk Kayeli yang dimanfaatkan sebagai lokasi kegiatan budi daya laut dan wisata bahari. Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan penentuan titik sampling secara sistematis di seluruh bagian dalam teluk pada Oktober 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan di Teluk Kayeli masih sesuai baku mutu. Sebanyak 18 jenis fitoplankton dan 8 jenis zooplankton yang ditemukan. Kelimpahan rata-rata fitoplankton 51 sel/L dengan kelimpahan tertinggi jenis Chaetoceros decipiens. Berdasarkan analisis kualitas perairan Teluk Kayeli dinilai sesuai untuk budi daya keramba jaring apung dan wisata bahari, dengan nilai nitrat 0,006 mg/L, DO (Dissolved Oxygen) 5,89 mg/L, salinitas 33,26 PSU dan turbiditas 0,23 NTU. Hasil penelitian ini tidak mengukur kandungan logam berat dalam perairan sehingga disarankan agar dilakukan pengukuran logam berat terkait dengan masih adanya usaha penambangan yang membuang limbah ke sungai. Berdasarkan analisis kualitas perairan penelitian ini, Teluk kayeli sesuai untuk budi daya jaring apung maupun wisata bahari sehingga diperlukan infrastruktur ramah lingkungan yang mendukung, serta kajian daya dukung Teluk Kayeli untuk dua kegiatan tersebut.

Keywords

Kualitas Air; budi daya Laut; Teluk Kayeli; Pulau Buru

Full Text:

PDF

References

Anggraini, D.R., Damai, A.A. & Hasani, Q. (2018). Analisis Kesesuaian Perairan untuk Budi daya Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes Altivelis) di Perairan Pulau Tegal, Teluk Lampung. eJurnal Rekayasa dan Teknologi Budi daya Peraiaran, 6(1), 719-728.

Affan, J.M. (2012). Identifikasi lokasi untuk pengembangan budi daya keramba jarring apung (KJA) berdasarkan factor lingkungan dan kualitas air di perairan pantai timur Bangka Tengah. Depik, 1(1), 78-85.

APHA. (2005). Standard methods for the examination of water and waste water. American Public Health Association, American Water Works Association, and Water Pollution Control Federation. 21th edition. Washington D.C. (US).

Blei. D. (2008). COS 424: Interacting with data. http://www.cs.princeton.edu/courses/archive/spr08/cos424/scribe_notes/0424.pdf. [12 Agustus2015]

Edward & Manik, J.M. (1987). Kandungan Zat Hara Fosfat di Teluk Ambon pada Musim Timur dan Musim Barat. Teluk Ambon, Biologi, Perikanan, Oseanografi dan Geologi (Soemodihardjo dkk Eds): 112-116.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air bagi Pengolahan Sumber daya Hayati Lingkungan Perairan. Yogyakarta. Kanisius.

Horne, A.J. & Goldman, C.R. (1983). Limnology. Mc. Graw Hill. International Book Company, Tokyo. 576 pp.

Hutagalung, H.P. & Rozak, A. (1997). Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota. Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI. Jakarta.

Illin, A. & Raiko, T. (2010). Practical approaches to principal component analysis in the presence of missing values. Journal of Machine Learning Research, (11), 1957 - 2000.

Khow S. (2015). Teluk Kayeli terancam zat mercury Gunung Botak di Pulau Buru. http://malukunews.co/berita/buru/10ui14v5bzorg25vg [10 Agustus 2015].

KMNLH. (2004). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.

Lee, C.D., Wang S.B. & Kao C.L. (1978). Benthic macroinvertebrate and fish as biological indicator of water quality with refference to community diversity index. In Quano E.A.R., Developing countries, The Asian Institute of Technology, London.

Legendre, L. & Legendre, P. (1983). Statistical Ecology: A Primer on Method and Computing. Jhon Wiley and Sons.Inc. New York .337 p.

Mahida, U.N. (1986). Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. C.V. Rajawali. Jakarta. 543 hal

Male, Y.T. (2014). Gubernur Maluku: Hentikan tambang emas ilegal. http://tataruangpertanahan.com/kliping-712-gubernur-maluku-hentikan-tambang-emas-ilegal.html [10 Agustus 2015]

Male, Y.T. (2018). Pakar ingatkan masyarakat jangan konsumsi kepala ikan. https://www.inews.id/daerah/regional/pakar-ingatkan-masyarakat-jangan-konsumsi-kepala-ikan-ini-alasannya/298842 [31 Desember 2018]

Male, Y.T., Nonlohy, A.Ch. & Asriningsih. (2014). Analisis pendahuluan kadar merkuri (Hg) pada beberapa jenis kerang. Ind. J. Chem. Res, 2, 136-141

Mulyadi ,H.A & Radjab, A.W. (2015). Dinamika Spasial Kelimpahan Zooplankton pada Musism Timur di Perairan Pesisir Morella, Maluku Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7(1), 109-122.

Murtiono, L.H., Yunianto, D. & Nuraini, W. (2016) Analisis Kesesuaian Lahan Budi daya Kerapu System Keramba Jarring Apung dengan Aplikasi Aystem Informasi Geografisdi Perairan Teluk Ambon Dalam. Jurnal Teknologi Budi daya Laut , 6, 1-16.

Nybakken, J.W. (1992). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Penerjemah: M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bangen, M. Hutomo dan S. Sukarjo. Jakarta. Gramedia : 459 hal.

Papalia, S. (2013). The studies of seaweed distribution and diversity in Kayeli Bay and Jikumerasa water, Buru Island, Moluucas Province. Prosiding F MIPA Universitas Pattimura.

Pemda Kab. Buru (2014). Kondisi Geografi http://burukab.go.id/ [12 November 2014]

Pemda Kab Buru. (2019). Objek Wisata http://burukab.go.id/index.php/objek-wisata/ [25 Maret 2019]

Pescod, M.B. (1978). Enviromental Indices Theory and Prestise. Ann Arbour Science Inc. Michigan. 59 hal.

Purnawan, S., Zaki, M., Asnawi, T.M. & Setiawan, I. (2015). Studi Penentuan Lokasi Budi daya Kerapu Menggunakan Keramba Jaring Apung di Peraiaran Timur Simeuleu. Depik. 4(1), 40-48. DOI: http://dx.doi.org/10.13170/depik.1.1.2365

Radiarta, I.N., Prihadi, T.H., Saputra A., Hariyadi, J. & Johan, O. (2006). Penentuan Lokasi Budi daya Ikan KJA Menggunakan Analisis Multikriteria dengan SIG di Teluk Kapontori, Sultenggara. Jurnal Riset Akuakultur, 1(3), 303-318.

Romimohtarto, K. (1985). Kualitas air dalam budi daya laut. Seafarming Workshop Repot, 28 Oktober – 1 November 1985. Bandar Lampung. http://www.fao.org/docrep/field/003/ab882e/ab882e13.htm [20 November 2012]

Rustam, A., Yulius., Ramdhan, M. Salim H. L., Purbani D. & Arifin, T. ( 2014), Analisis Kualitas Perairan Kaitannya Dengan Keberlanjutan Ekosistem Untuk Kawasan budi daya perikanan Di Kawasan Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Prosiding PIT ISOI-X, Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia, Jakarta

Sahu, G., Satpathy, K., Mohanty, A. & Sarkar, S. (2012). Variations in Community Structure of Phytoplankton in Relation to Physicochemical Properties of Coastal Waters, Southeast Coast of India. Indian J. Geo Mar. Sci. 41(3), 223-241.

Salatutin, F.M., Batawi, C.Y., Lessil, C.Y. & Male, Y.T. (2015) Analisis Sebaran Merkuri (Hg) pada Area Irigasi Sungai Waeapo, Kab. Buru, ProvinsMaluku Akibat Penambangan Emas Tanpa Ijin di Areal Gunung Botak. Ind. J. Chem. Res, 3, 270-276

Sanusi, H. (2006). Kimia Laut, Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perkanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Setiawan, A. (2012). Densitas air laut. http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/densitas-air-laut.html [17 November 2012]

Siwalima (2015). Ikan Teluk Kayeli mati tercemar limbah air raksa. http://www.siwalimanews.com/post/ikan_teluk_kayeli_mati_tercemar_limbah_air_raksa [10 Agustus 2015]

Sukma, W.A, B. Seno, A.N., S. Nurjanah &. Syakur, A. (2013). Peningkatan kualitas air pantai menjadi air bersih dengan penerapan teknologi plasma non-thermal dan multi step filter. DIPA IPTEKS, I(1), 20-24.

Urbasa, P.A., Undap, S.L. & Rompas, R.J. (2015). Dampak Kualitas Air pada Budi daya Ikan dengan Jaring Tancap di Desa Toulimembet Danau Tondano. Jurnal Budi daya Perairan, 3(1), 59-67.

Wamnebo, M.I., Karim, M.Y., Syamsuddin, R. & Yunus, B. (2018). Bio-physicochemical Analysis of Mangrove Area of Kayeli Bay, Buru Regency, Maluku Province, Indonesia for The Development of Mud Crab Scylla sp. Culture With Silvofishery System. AACL Bioflux, 11(4), 1130-1135.

Welch. E.B. (1980). Ecological effect of waste water. Cambridge University Press. Cambridge. 337p.

Wouthuyzen, S., Supriadi, H.I. & Pulumahuny, F.S. (2002). Pemantauan Evaluasi dan Pengelolaan Sumber daya Mangrove di Wilayah Pesisir Teluk Kotania dan Teluk Kayeli, Maluku Tengah Menggunakan Multi-temporal Data Citra Satelit Landsat. Prosiding Seminar Nasional Limnologi 2002. ISBN979-8163. 211-224

Yamaji, I. (1966). Illustration of marine plankton of Japan. Osaka (Japan): Hoikusha Publishin Co. Ltd.

Yuliana. (2014). Keterkaitan antara kelimpahan zooplankton dengan fitoplankton dan parameter fisika-kimia di perairan Jailolo, Halmahera Barat. Maspari Journal, 1(6), 25-31.